Garis Keras Takaichi Akan Jadi PM Wanita Pertama Jepang

Garis Keras Takaichi Akan Jadi PM Wanita Pertama Jepang

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 04 Okt 2025 13:32 WIB
Japans Prime Minister contender Sanae Takaichi speaks at the Liberal Democratic Partys (LDP) leadership election in Tokyo, Japan, October 4, 2025. REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Pool
Sanae Takaichi akan jadi perdana menteri perempuan pertama Jepang (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta -

Sanae Takaichi terpilih menjadi pemimpin partai berkuasa Jepang pada hari Sabtu (4/10), menempatkannya untuk menjadi perdana menteri (PM) perempuan pertama di negara itu.

Wanita berusia 64 tahun ini, yang idolanya adalah Margaret Thatcher, terpilih untuk membangkitkan kembali partai berkuasa, Partai Demokrat Liberal (LDP) yang sedang terpuruk, di tengah kelompok anti-imigrasi baru yang mulai menyerang.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/10/2025), konservatif garis keras ini, hampir pasti akan disetujui oleh parlemen sebagai perdana menteri kelima Jepang dalam beberapa tahun, sebuah langkah yang menurut media lokal dapat terjadi pada pekan depan tanggal 13 Oktober mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia terpilih sebagai presiden LDP pada hari Sabtu setelah memenangkan pemilihan putaran kedua melawan Shinjiro Koizumi (44), putra seorang mantan perdana menteri Jepang.

ADVERTISEMENT

Keduanya memasuki putaran kedua setelah Yoshimasa Hayashi yang moderat, dijuluki "Mr. 119" berdasarkan nomor telepon darurat Jepang, tersingkir bersama dua kandidat lainnya.

Takaichi kini menghadapi sejumlah isu kompleks termasuk populasi yang menua, pergolakan geopolitik, ekonomi yang melemah, dan meningkatnya kekhawatiran tentang imigrasi.

Namun, pertama-tama, ia harus memastikan bahwa LDP, yang telah memerintah hampir tanpa henti sejak 1955, dapat kembali menggalang dukungan pemilih.

Perdana Menteri Shigeru Ishiba yang akan lengser mengambil alih kepemimpinan tahun lalu, tetapi koalisi pimpinan LDP-nya kehilangan mayoritas di kedua majelis parlemen, dan ia pun menyerah.

Salah satu partai yang sedang naik daun adalah Sanseito, yang senada dengan gerakan populis lainnya dengan menyebut imigrasi sebagai "invasi diam-diam" dan menyalahkan pendatang baru atas berbagai masalah.

Takaichi dan Koizumi dalam kampanye LDP berusaha menarik minat pemilih yang tertarik dengan pesan Sanseito tentang orang asing, baik imigran maupun kerumunan turis.

Jepang harus "mempertimbangkan kembali kebijakan yang mengizinkan masuknya orang-orang dengan budaya dan latar belakang yang sangat berbeda", kata Takaichi.

Lihat juga Video 'Profesi Aneh Ini Lagi Tren di Jepang, Bayarannya Rp 2 Juta Per 30 Menit':

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads