Hamas Mulai Kaji Proposal 20 Poin Rencana Trump Akhiri Perang di Gaza

Hamas Mulai Kaji Proposal 20 Poin Rencana Trump Akhiri Perang di Gaza

Zunita Putri - detikNews
Rabu, 01 Okt 2025 07:31 WIB
Warga New York turun ke jalan dalam aksi β€œStop Starving Gaza Now”. Protes digelar dekat markas PBB di tengah konflik berkepanjangan Israel–Hamas.
Foto ilustrasi dukungan kepada Palestina: (REUTERS/Christian Monterrosa)
Jakarta -

Hamas saat ini disebut sedang meninjau rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Gaza. Hamas mulai berdiskusi dan mengkaji dengan semua pihak terkait rencana Trump.

"Hamas telah memulai serangkaian konsultasi dengan para pemimpin politik dan militernya, baik di dalam maupun di luar negeri Palestina," kata seorang sumber Palestina dilansir AFP, Rabu (1/10/2025).

"Pembahasannya bisa memakan waktu beberapa hari karena kompleksitasnya," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Pihak Qatar mengatakan Hamas telah berjanji untuk mempelajari proposal tersebut "secara penuh hati-hati". Hamas juga mengatakan akan mengadakan pertemuan mengenai rencana tersebut.

"Masih terlalu dini untuk membicarakan tanggapan, tetapi kami sungguh optimis bahwa rencana ini, seperti yang telah kami katakan, adalah rencana yang komprehensif," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Majed al-Ansari.

Sebelumnya, Trump diketahui memberi ultimatum ke Hamas untuk segera menjawab 20 poin rencana menyetop perang di Gaza, Palestina. Dia mengatakan pihaknya hanya menunggu selama tiga atau empat hari.

Dilansir AFP, Selasa (30/9), rencana tersebut menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera oleh Hamas dalam waktu 72 jam, pelucutan senjata Hamas, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza, diikuti oleh otoritas transisi pascaperang yang dipimpin oleh Trump sendiri.

Negara-negara besar, termasuk negara-negara Arab dan muslim, menyambut baik proposal tersebut.

Adapun kesepakatan tersebut menuntut agar Hamas sepenuhnya dilucuti senjatanya dan dikeluarkan dari peran-peran di pemerintahan Palestina di masa mendatang. Tetapi, mereka yang setuju untuk 'hidup berdampingan secara damai' akan diberikan amnesti.

Proposal itu juga mencantumkan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza, setelah hampir 2 tahun perang sejak 7 Oktober 2023.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan militer akan tetap berada di sebagian besar Gaza dan juga bahwa dia tidak menyetujui negara Palestina selama pembicaraannya di Washington.

"Kami akan membebaskan semua sandera kami, dalam keadaan hidup dan sehat, sementara (militer Israel) akan tetap berada di sebagian besar Jalur Gaza," ujarnya.

Tetapi, Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, anggota pemerintahan koalisi Netanyahu, mengecam rencana tersebut sebagai "kegagalan diplomatik yang besar".

Tonton juga video "Trump Beri Hamas 4 Hari Untuk Setujui Proposal Perdamaian Gaza" di sini:

Halaman 2 dari 2
(zap/ygs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads