Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja mengeluarkan 20 poin rencana menghentikan perang di Gaza, Palestina. Pihak Hamas akan memberi respons setelah menerima salinan poin-poin tersebut, sedangkan warga Gaza cenderung menolak.
Dilansir AFP, Selasa (30/9/2025), rencana Trump menghentikan perang di Gaza memicu reaksi beragam di wilayah tersebut. Seorang pejabat senior Hamas mengatakan pihaknya baru akan merespons setelah menerima proposal resmi dari Trump.
"Kami akan merespons setelah kami menerimanya," kata pejabat senior Hamas tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mediator Qatar dan Mesir kemudian menyampaikan proposal Trump kepada Hamas. Namun, bagi Hamas, kesepakatan itu menuntut para militan untuk sepenuhnya melucuti senjata dan dikeluarkan dari peran-peran di pemerintahan di masa mendatang, meskipun mereka yang setuju untuk "hidup berdampingan secara damai" akan diberikan amnesti.
Sementara itu, reaksi berbeda datang dari wilayah Gaza yang kini telah porak-poranda. Penduduk Gaza menyatakan skeptis atas rencana Trump dapat mengakhiri perang.
"Kami sebagai rakyat tidak akan menerima lelucon ini," ujar warga Gaza, Abu Mazen Nassa (52), yang merupakan salah satu dari 1,9 juta warga Gaza yang mengungsi akibat perang.
Kemudian, otoritas Palestina, yang berbasis di Tepi Barat tetapi akan berperan dalam pemerintahan Gaza pascaperang, juga menyambut baik "upaya tulus dan penuh tekad" Trump.
Delapan negara Arab dan Muslim juga memuji "upaya tulus" Trump. Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Turki, Indonesia, dan Pakistan mengadakan pembicaraan dengan Trump pekan lalu.
PM Israel Netanyahu Ancam Hamas Jika Menolak
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mendukung 20 poin rencana Presiden AS Donald Trump mengakhiri perang di Gaza, Palestina. Netanyahu mengancam selesaikan Hamas jika menolak rencana tersebut.
Dilansir AFP, Selasa (30/9), Hamas belum memberikan penilaiannya atas proposal berisi 20 poin rencana mengakhiri perang di Gaza yang diumumkan Trump di Gedung Putih bersama Netanyahu. Sehingga, muncul ketidakpastian seputar nasib rencana 20 poin untuk mengakhiri perang tersebut.
Rencana tersebut menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera oleh Hamas dalam waktu 72 jam, pelucutan senjata Hamas, hingga penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza, yang kemudian diikuti oleh otoritas transisi pascaperang yang dipimpin oleh Trump sendiri.
"Saya mendukung rencana Anda untuk mengakhiri perang di Gaza yang mencapai tujuan perang kami," kata Netanyahu dalam konferensi pers bersama dengan presiden AS.
Meski begitu, Netanyahu memastikan Israel akan bertindak sendiri jika Hamas menolak atau melakukan perlawanan atas rencana tersebut. Ia bersumpah Israel akan menyelesaikan Hamas.
"Jika Hamas menolak rencana Anda, Tuan Presiden, atau jika mereka konon menerimanya dan kemudian melakukan segalanya untuk melawannya, maka Israel akan menyelesaikan tugasnya sendiri," ucap dia.