Militer Korea Selatan (Korsel) melepaskan tembakan peringatan setelah sebuah kapal Korea Utara (Korut) terdeteksi memasuki wilayah perairannya pada Jumat (26/9) pagi waktu setempat. Tembakan peringatan itu mendorong kapal Korut tersebut menjauhi wilayah perairan Korsel.
Kepala Staf Gabungan Korsel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (26/9/2025), mengatakan bahwa sebuah kapal dagang Korut terdeteksi melanggar perbatasan maritim, yang disebut sebagai Garis Batas Utara (NLL), di barat laut Pulau Baengyeong pada Jumat (26/9) pagi, sekitar pukul 05.00 waktu setempat.
"Pasukan kami memberikan siaran peringatan dam melepaskan beberapa tembakan peringatan, setelah kapal tersebut bergerak mundur dari perairan kami," kata Kepala Staf Gabungan Korsel dalam sebuah pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer Korsel menambahkan bahwa pihaknya memberikan respons "sesuai" dengan prosedur sembari "memantau dengan cermat pergerakan Korea Utara".
Korut tidak secara resmi mengakui NLL.
Insiden ini terjadi dua hari setelah Korsel melakukan latihan tembak langsung di perairan NLL.
Kedua Korea secara teknis masih berperang karena Perang Korea pada tahun 1950-1953 silam berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Presiden baru Korsel Lee Jae Myung, yang menjabat sejak Juni lalu, telah berjanji untuk mengambil pendekatan yang lebih lunak terhadap Korut dibandingkan pendahulunya yang agresif, Yoon Suk Yeol.
Saat berbicara dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (23/9), Lee mengatakan dirinya bertekad untuk mengakhiri "lingkaran setan" ketegangan dengan Korut karena dia berjanji untuk tidak mengupayakan pergantian rezim.
Simak juga Video 'Sisa jasad 30 relawan China dalam Perang Korea dipulangkan dari Korsel':