Saudi Tolak Rencana Israel Caplok Tepi Barat, Ingatkan Hal Ini!

Saudi Tolak Rencana Israel Caplok Tepi Barat, Ingatkan Hal Ini!

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 25 Sep 2025 18:08 WIB
Saudi Arabia Flag Against City Blurred Background At Sunrise Backlight
Ilustrasi bendera Arab Saudi (Foto: Getty Images/iStockphoto/NatanaelGinting)
Jakarta -

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan menegaskan bahwa Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem merupakan satu wilayah Palestina yang tidak dapat dibagi-bagi.

Dilansir Al Arabiya, Kamis (25/9/2025), pejabat tinggi Saudi tersebut juga menegaskan kembali penolakan Kerajaan Saudi terhadap segala upaya aneksasi, perluasan permukiman, atau penggusuran paksa warga Palestina. Ia mengatakan bahwa yang dibutuhkan adalah pemberdayaan Otoritas Palestina dan dukungan terhadap rencana Arab-Islam untuk pemulihan dan rekonstruksi.

Pangeran Faisal menyampaikan hal tersebut pada pertemuan tingkat menteri Aliansi Global untuk Implementasi Solusi Dua Negara di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada Rabu (24/9) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut menteri tersebut, Arab Saudi akan melanjutkan upaya diplomatik dan kemanusiaannya untuk mewujudkan negara Palestina merdeka di perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan membuka jalan bagi perdamaian yang adil dan abadi, keamanan bersama, serta kemakmuran bagi kawasan dan rakyatnya.

ADVERTISEMENT

"Realitas pendudukan terus melanggengkan genosida, kelaparan, dan pelanggaran terhadap tempat-tempat suci Muslim dan Kristen," kata Pangeran Faisal.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berjanji kepada para pemimpin Arab dan Islam untuk tidak mengizinkan Israel mencaplok Tepi Barat yang diduduki. Hal ini termasuk dalam rencana perdamaian di Gaza dan kawasan yang telah disampaikan Trump dalam pertemuan untuk membahas penyelesaian perang Gaza.

Janji tersebut disampaikan dalam pertemuan Trump dengan para pemimpin Arab dan Islam di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada Selasa (23/9) waktu setempat. Sebelumnya, para pejabat regional telah berulang kali memperingatkan bahwa aneksasi atau pencaplokan bisa semakin mengobarkan konflik dan membahayakan perjanjian normalisasi.

Berbicara dari New York, utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan bahwa Trump telah menyampaikan rencana perdamaian berisi 21 poin dalam pertemuan pada hari Selasa (23/9) tersebut.

Pertemuan tersebut diselenggarakan bersama oleh AS dan Qatar, dan diikuti oleh Yordania, Turki, Indonesia, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

"Saya pikir rencana ini menjawab kekhawatiran Israel dan, juga, kekhawatiran semua negara tetangga di kawasan ini," kata Witkoff. "Dan kami berharap, dan bisa saya katakan, bahkan yakin, bahwa dalam beberapa hari mendatang, kami akan dapat mengumumkan semacam terobosan," imbuhnya dilansir Al Arabiya, Kamis (25/9/2025).

Sebelumnya, pemerintah Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, terus-menerus bersumpah untuk mencegah pembentukan negara Palestina, dan telah mengisyaratkan niatnya untuk memperluas kendali atas wilayah-wilayah yang diduduki.

Lihat juga Video: Sopir Truk Yordania Tembak Mati 2 Warga Israel di Tepi Barat

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads