Pemimpin Gereja Unifikasi Terseret Skandal Suap Eks Ibu Negara Korsel

Pemimpin Gereja Unifikasi Terseret Skandal Suap Eks Ibu Negara Korsel

Haris Fadhil - detikNews
Selasa, 23 Sep 2025 21:45 WIB
(FILES) The leader of the Unification Church, Han Hak-ja, arrives at a special prosecutors office in Seoul on September 17, 2025. South Korean prosecutors on September 18, 2025 requested an arrest warrant for the leader of the Unification Church, Han Hak-ja, over bribery linked to a former first lady and incitement to destroy evidence. (Photo by YONHAP / AFP) / - South Korea OUT / NO ARCHIVES -  RESTRICTED TO SUBSCRIPTION USE
Pemimpin Gereja Unifikasi Korsel (Foto: YONHAP/AFP)
Seoul -

Pemimpin Gereja Unifikasi, Han Hak Ja, ditangkap Kejaksaan Korea Selatan (Korsel). Han ditahan terkait skandal penyuapan mantan Ibu Negara Korsel, Kim Keon Hee.

Dilansir AFP, Selasa (23/9/2025), Han yang berusia 82 tahun kini mendekam di penjara Seoul, ibu kota Korsel. Penangkapan Han dilakukan setelah pengadilan Seoul mengabulkan pengajuan surat perintah penangkapan oleh jaksa.

Han ditangkap usai menjalani pemeriksaan selama 9 jam atas dugaan perannya dalam penyuapan Kim dan seorang anggota parlemen Korsel terkemuka. Han juga diduga menghasut penghilangan bukti dalam kasus tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengadilan Distrik Pusat Seoul telah mengeluarkan surat perintah penangkapan dengan alasan dia berisiko merusak barang bukti," ujar jaksa penuntut Korsel.

ADVERTISEMENT

Gereja Unifikasi yang didirikan tahun 1954 silam oleh suami Han, mendiang Moon Sun Myung, telah lama menuai kontroversi di Korsel. Ajaran Gereja Unifikasi berpusat pada peran Moon sebagai Kedatangan Kedua Yesus Kristus serta pernikahan massal dan budaya yang menyerupai kultus.

Para pengikut Gereja Unifikasi di Korsel kerap diejek dengan sebutan 'Moonies'. Namun, jangkauan gereja itu jauh melampaui agama.

Gereja itu disebut mencakup berbagai bisnis mulai dari media dan pariwisata hingga distribusi makanan di Korsel. Han disebut mengambil alih kepemimpinan Gereja Unifikasi setelah suaminya meninggal dunia tahun 2012.

"Kami dengan rendah hati menerima keputusan pengadilan," demikian pernyataan Gereja Unifikasi usai penangkapan Han.

Pihak gereja menyatakan siap bekerja sama dengan aparat. Pihak gereja berharap persidangan akan mengungkap kebenaran.

"Kami akan dengan tulus bekerja sama dengan investigasi dan prosedur persidangan yang sedang berlangsung untuk mengungkap kebenaran, dan kami akan melakukan yang terbaik untuk memanfaatkan kesempatan ini guna memulihkan kepercayaan terhadap gereja kami," ujar pernyataan tersebut.

"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena telah menimbulkan kekhawatiran," sambung gereja tersebut dalam pernyataannya.

Dugaan Keterlibatan Han

Han diduga memerintahkan pengiriman hadiah-hadiah mewah kepada Kim saat suami Kim, Yoon Suk Yeol, masih menjabat Presiden Korsel. Hadiah itu termasuk tas tangan desainer dan kalung berlian.

Kim diduga menerima hadiah-hadiah itu pada tahun 2022. Han diduga mengirimkan hadiah itu demi mendapatkan dukungan dari suami Kim, Yoon Suk Yeol, yang pada saat itu masih menjabat Presiden Korsel.

Han telah membantah dirinya melakukan pelanggaran hukum. Dia mempertanyakan apa dasarnya melakukan perbuatan yang dituduhkan itu.

"Mengapa saya melakukan itu?" ucapnya kepada wartawan setelah dia diperiksa jaksa pada 17 September lalu.

Yoon Suk Yeol sendiri telah dimakzulkan dari jabatannya gara-gara menerapkan darurat militer kontroversial pada akhir tahun 2024. Yoon juga telah ditahan.

Pada Agustus lalu, giliran Kim yang menyusul suaminya ke tahanan. Kim ditangkap atas tuduhan manipulasi saham dan korupsi.

"Surat perintah penangkapan terhadap Kim telah dikeluarkan," kata jaksa penuntut dalam sebuah pernyataan singkat sebagaimana laporan Yonhap yang dilansir AFP, Rabu (13/8).

Dalam kasusnya, Kim dituduh berkolusi dengan para trader untuk menaikkan harga saham sebuah perusahaan antara tahun 2009 dan tahun 2012. Selain itu, beredar video menunjukkan Kim menerima tas tangan Dior pada tahun 2022.

Tas mewah tersebut ia terima saat suaminya masih menjabat sebagai Presiden Korsel. Hadiah tersebut diduga melanggar undang-undang antikorupsi Korsel.

Kim juga dituduh mencampuri proses pencalonan anggota parlemen dari partai Yoon yang melanggar hukum pemilu Korsel. Kim telah menyampaikan permohonan maaf kepada publik.

"Saya dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan masalah meskipun saya bukan orang penting. Saya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini," ucap Kim.

Lihat juga Video Susul Suaminya, Mantan Ibu Negara Korsel Ditahan

Halaman 2 dari 4
(haf/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads