Demo Antipemerintah di Peru Berlanjut, Demonstran Gen Z Turun ke Jalan

Demo Antipemerintah di Peru Berlanjut, Demonstran Gen Z Turun ke Jalan

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 22 Sep 2025 16:03 WIB
Suasana ibu kota Peru, Lima, memanas pada Sabtu (20/9/2025) ketika ribuan warga turun ke jalan memprotes pemerintahan Presiden Dina Boluarte. Aksi ini dipicu keputusan Kongres yang menyetujui penarikan sebagian tabungan pensiun swasta, kebijakan yang dikhawatirkan bisa membuat jutaan warga kehilangan dana pensiun mereka. REUTERS/Angela Ponce
Unjuk rasa antipemerintah di Lima, ibu kota Peru (dok. REUTERS/Angela Ponce)
Lima -

Ratusan demonstran antipemerintah kembali turun ke jalanan ibu kota Lima di Peru dalam aksi protes lanjutan pada Minggu (21/9) waktu setempat, setelah bentrokan sengit yang melukai sedikitnya 18 orang, termasuk polisi dan jurnalis.

Unjuk rasa yang dipimpin secara kolektif oleh generasi muda atau Gen Z Peru ini, seperti dilansir AFP, Senin (22/9/2025), melakukan aksi long march ke kantor pemerintahan Presiden Dina Boluarte di pusat kota Lima, dengan para personel kepolisian dikerahkan untuk mengawal jalannya aksi protes.

Kerusuhan telah berlangsung selama berbulan-bulan di Peru, yang dipicu oleh gelombang kejahatan terorganisir dan maraknya kasus pemerasan. Beberapa jajak pendapat menunjukkan bahwa banyak warga Peru memandang pemerintah dan Kongres, yang didominasi kalangan konservatif, adalah korup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unjuk rasa semakin meluas pekan lalu setelah badan legislatif Peru mengesahkan undang-undang yang mewajibkan kaum muda untuk bergabung dengan dana pensiun swasta, meskipun banyak yang menghadapi lingkungan kerja yang tidak aman.

ADVERTISEMENT

Pada Minggu (21/9) malam, sekelompok demonstran melemparkan batu dan bom molotov ke arah polisi, yang kemudian direspons dengan tembakan gas air mata yang dilepaskan oleh para personel kepolisian.

"Saya sangat marah, saya merasa benar-benar disesatkan oleh pemerintahan ini... dan Kongres yang melayani partai-partai politik," ucap Xiomi Aguiler (28) yang ikut dalam unjuk rasa. Dia menyebut para partai politik sebagai "mafia yang mengakar di negara ini".

Seorang mahasiswa Peru bernama Jonatan Esquen, yang baru berusia 18 tahun, menyebut unjuk rasa itu merupakan "awal dari kebangkitan, karena orang-orang akhirnya menyadari bahwa anak muda lebih aktif di media sosial dan di arena politik".

Aksi turun ke jalanan pada Minggu (21/9) itu digelar sehari setelah bentrokan sengit terjadi antara para demonstran dan polisi di dekat kantor kepresidenan dan gedung parlemen. Sekitar 18 orang, menurut data otoritas setempat dan organisasi independen, mengalami luka-luka dalam bentrokan pada Sabtu (20/9).

Para korban luka terdiri atas 12 polisi dan enam jurnalis setempat.

Tidak disebutkan lebih lanjut oleh otoritas Peru soal apakah ada penangkapan terkait bentrokan tersebut. Laporan kepolisian sebelumnya menyebut ada sebanyak 450 demonstran yang terlibat bentrokan pada Sabtu (20/9), yang juga memicu kerusakan pada ruas jalanan umum.

Lihat Video 'Ricuh Demo Antipemerintah di Peru, Gen Z Bentrok dengan Polisi':

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads