Anggota Parlemen Malaysia Diancam Pakai Video AI Cabul, Diminta Bayar Rp 1,6 M

Anggota Parlemen Malaysia Diancam Pakai Video AI Cabul, Diminta Bayar Rp 1,6 M

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 14 Sep 2025 15:19 WIB
Ilustrasi AI
Ilustrasi AI (Foto: Getty Images/Supatman)
Kuala Lumpur -

Sejumlah anggota parlemen Malaysia diduga menjadi sasaran kejahatan siber yang menggunakan video cabul buatan artificial intelligence (AI). Pelaku disebut meminta uang dalam jumlah besar dengan ancaman video AI itu akan disebar jika uang tak diberikan.

Dilansir The Star, Minggu (14/9/2025), Anggota Parlemen Sungai Petani, Mohammed Taufiq Johari, dan Anggota Dewan Kota Anggerik, Mohd Najwan Halimi, mengaku bahwa mereka menerima email berisi ancaman berisi gambar yang direkayasa dan tuntutan tebusan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taufiq mengatakan dia menerima surat elektronik pada Jumat (12/9) dari akun yang tidak dikenal. Email itu berisi video palsu dan tuntutan sebesar USD 100.000 (sekitar Rp 1,6 miliar) untuk mencegah penyebarannya.

Dia telah melaporkan kejadian ini kepada Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) dan berencana untuk mengajukan laporan polisi guna penyelidikan menyeluruh. Najwan, yang juga merupakan Ketua Komite Pemuda, Olahraga, dan Kewirausahaan Selangor, mengatakan dirinya juga menerima ancaman serupa melalui surel disertai tangkapan layar video palsu yang mirip wajahnya.

ADVERTISEMENT

Para pemeras disebut menuntut tebusan dengan jumlah yang sama. Dia telah melaporkan masalah ini kepada MCMC dan kepolisian.

Mereka menambah daftar anggota parlemen yang sudah lebih dulu diancam, yakni anggota parlemen Pandan, Datuk Seri Rafizi Ramli, anggota parlemen Subang, Wong Chen, dan anggota parlemen Kota Kinabalu, Chan Foong Hin.

Rafizi mengatakan dia dikirimi tangkapan layar video palsu dan kode QR untuk transfer pembayaran. Kantor Chan juga mengajukan laporan kepada MCMC setelah menerima surel berisi pemerasan.

Wong mengatakan dia merasa kurang aman sebagai legislator sekarang dibandingkan dengan masa pemerintahan sebelumnya sebagai anggota parlemen oposisi.

"Fakta bahwa upaya pemerasan ini begitu palsu dan dieksekusi dengan sangat buruk, membuat saya semakin khawatir," katanya.

Penipuan ini diduga mengikuti metode yang sama, yakni menggunakan AI untuk memanipulasi video, melampirkan tangkapan layar palsu dalam surel, dan menuntut pembayaran yang besar agar materi palsu tersebut tidak menyebar secara daring. Semua anggota parlemen yang terdampak menolak untuk membayar dan mengajukan laporan kepada pihak berwenang.

Tonton juga video "Dukun Cabul Magetan Perkosa Siswi, Sebut Korban Dihamili Makhluk Halus" di sini:

Halaman 2 dari 2
(haf/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads