Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kompak mendukung resolusi yang berupaya menghidupkan kembali solusi dua negara antara Israel dan Palestina, tanpa melibatkan kelompok Hamas. Israel menolak mentah-mentah resolusi tersebut.
Dalam voting pada Jumat (12/9), mayoritas negara anggota Majelis Umum PBB, atau sebanyak 142 suara, memberikan dukungan untuk resolusi yang mengupayakan terbentuknya negara Palestina yang bebas dari Hamas. Sedangkan 10 suara lainnya menentang, termasuk Israel dan Amerika Serikat, dan 12 suara abstain.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menegaskan bahwa Tel Aviv "menolak mentah-mentah" resolusi tersebut. Dia menyebut resolusi sebagai bukti bahwa Majelis Umum PBB telah menjadi "sirkus politik yang terlepas dari kenyataan".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (13/9/2025):
- Majelis Umum PBB Kompak Dukung Negara Palestina yang Bebas dari Hamas
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kompak mendukung resolusi yang berupaya menghidupkan kembali solusi dua negara antara Israel dan Palestina, tanpa melibatkan kelompok Hamas.
Dalam voting pada Jumat (12/9) di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025), mayoritas negara anggota Majelis Umum memberikan suara dukungan untuk resolusi yang mengupayakan terbentuknya negara Palestina yang bebas dari Hamas.
Resolusi tersebut diadopsi dengan 142 suara mendukung, sedangkan 10 suara lainnya menentang -- termasuk Israel dan sekutu utamanya, AS -- dan 12 suara memilih abstain.
- Israel Tolak Resolusi Negara Palestina: Majelis Umum PBB Jadi Sirkus Politik
Israel menolak mentah-mentah resolusi yang didukung oleh mayoritas negara anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal pembentukan negara Palestina yang bebas dari kelompok Hamas. Tel Aviv menyebut resolusi itu hanya akan mendorong Hamas untuk melanjutkan perang di Jalur Gaza.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025), menegaskan bahwa Tel Aviv "menolak mentah-mentah" resolusi yang juga disebut "Deklarasi New York" tersebut.
Tel Aviv menyebut voting yang digelar Majelis Umum PBB pada Jumat (12/9) -- dengan hasilnya menunjukkan 142 suara mendukung, sedangkan 10 suara lainnya menentang, termasuk Israel dan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS), dan 12 suara memilih abstain -- sebagai "memalukan".
- Palestina Puji Resolusi Majelis Umum PBB: Penting untuk Akhiri Pendudukan
Wakil Presiden Palestina Hussein al-Sheikh menyambut baik resolusi yang didukung mayoritas anggota Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengupayakan terbentuknya negara Palestina tanpa kelompok Hamas.
Dalam voting pada Jumat (12/9) di New York, Amerika Serikat (AS), resolusi yang disebut "Deklarasi New York" -- yang diajukan Prancis dan Arab Saudi -- itu mendapatkan 142 suara mendukung, dengan 10 suara lainnya menentang, termasuk Israel dan AS, dan 12 suara memilih abstain.
"Saya mengapresiasi diadopsinya resolusi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa... tentang implementasi solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina yang merdeka," kata Al-Sheikh dalam tanggapannya via media sosial X, seperti dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025).
- Cekcok Berlanjut, Netanyahu Tuding PM Spanyol Ancam Israel
Cekcok yang terjadi antara Israel dan Spanyol terkait perang Gaza terus berlanjut. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menuding PM Spanyol Pedro Sanchez telah melontarkan "ancaman genosida" terhadap Tel Aviv, yang memicu reaksi kemarahan dari Madrid.
"Saya pikir Netanyahu bukanlah orang yang berhak menguliahi siapa pun saat melakukan kekejaman yang dilakukannya di Gaza," tegas Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robles, saat berbicara kepada televisi lokal Antena 3 dan dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025).
Komentar Robles itu disampaikan menanggapi pernyataan terbaru Netanyahu, via media sosial X, yang menuduh Sanchez telah mengancam Israel. Ini menjadi adu argumen terbaru antara kedua negara, yang terlibat perselisihan sejak awal pekan ini.
- Pertama di Dunia, Albania Angkat Bot AI Jadi Menteri untuk Tangkal Korupsi
Perdana Menteri (PM) Albania Edi Rama mengangkat seorang "menteri" yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI untuk menangkal korupsi dan mendorong transparansi serta inovasi dalam kabinet barunya.
Sebagai bot yang dihasilkan oleh AI, sang menteri baru itu diyakini akan kebal terhadap suap, ancaman, atau upaya untuk menjilat.
PM Rama yang segera memulai masa jabatan keempatnya, seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Sabtu (13/9/2025), mengumumkan penunjukan bot AI yang bernama Diella sebagai menteri baru dalam pernyataannya pada Kamis (11/9). Dalam bahasa Albania, Diella adalah bentuk perempuan dari kata "matahari".