Perdana Menteri (PM) Nepal K.P. Sharma Oli mengundurkan diri pada hari Selasa (9/9) di tengah hari kedua protes jalanan yang bergejolak di ibu kota Nepal, Kathmandu. Pengunduran diri dilakukan setelah para pengunjuk rasa membakar kantor-kantor pemerintah dan rumah-rumah para pemimpin Nepal, termasuk rumah PM Oli.
Pengunduran dirinya -- dan beberapa anggota parlemen lainnya -- terjadi sehari setelah aparat kepolisian melepaskan tembakan ke arah kerumunan para demonstran muda, yang menewaskan sedikitnya 19 orang.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (9/9/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Eks PM Thaksin Langsung Dijebloskan ke Penjara Usai Putusan MA
Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Thaksin Shinwatra langsung dijebloskan ke dalam penjara di Bangkok pada Selasa (9/9) waktu setempat, tak lama setelah Mahkamah Agung (MA) memerintahkan dia untuk menjalani masa hukuman selama satu tahun penjara terkait kasus korupsi yang menjeratnya.
"Dia telah memasuki penjara," kata seorang pejabat Departemen Pemasyarakatan Bangkok, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Selasa (9/9/2025).
Dalam putusannya, Mahkamah Agung Thailand menyatakan bahwa penahanan Thaksin sebelumnya di kamar VIP rumah sakit setempat, sebagai pengganti hukuman penjara, telah melanggar hukum.
- Memanas! Presiden Venezuela Kerahkan 25.000 Tentara ke Perbatasan
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengerahkan 25.000 tentara ke pesisir Karibia dan ke wilayah perbatasan dengan Kolombia. Pengerahan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dalam pernyataan via media sosial, seperti dilansir AFP, Selasa (9/9/2025), Maduro mengatakan dirinya telah mengerahkan "25.000 personel pria dan wanita dari Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian kita yang agung" ke perbatasan dengan Kolombia dan ke pesisir timur laut, lokasi kilang minyak terbesar negara tersebut.
Maduro, dalam pernyataan pada Minggu (7/9) malam itu, menyebut pengerahan tersebut bertujuan untuk memastikan "pertahanan kedaulatan nasional, keamanan negara, dan perjuangan untuk perdamaian".
- Israel Bersiap Kerahkan Kekuatan Lebih Besar di Kota Gaza
Militer Israel mengatakan mereka akan bertindak dengan "kekuatan lebih besar" dalam operasi militer di Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza yang ingin mereka kuasai. Militer Tel Aviv pun memperingatkan penduduk Kota Gaza untuk segera mengungsi.
Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (9/9/2025), mengatakan pengerahan "kekuatan lebih besar" di Kota Gaza itu bertujuan untuk mengalahkan kelompok Hamas, yang menguasai daerah kantong Palestina tersebut.
"Kepada seluruh penduduk Kota Gaza... pasukan pertahanan bertekad untuk mengalahkan Hamas dan akan bertindak dengan kekuatan yang lebih besar di wilayah Kota Gaza," kata juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan via media sosial X.
- Ribut dengan Israel, Spanyol Tarik Pulang Dubesnya dari Tel Aviv
Otoritas Spanyol menarik pulang Duta Besarnya dari Tel Aviv pada Senin (8/9) setelah terlibat cekcok terbaru dengan pemerintah Israel, yang menuduh Madrid melakukan antisemitisme dan melarang dua Menteri Spanyol masuk ke negara Yahudi tersebut.
Tuduhan antisemitisme itu dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar setelah otoritas Spanyol mengumumkan langkah-langkah baru terhadap kapal dan pesawat tujuan Israel terkait perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.
Menlu Spanyol Jose Manuel Albares, seperti dilansir Anadolu Agency dan Al Arabiya, Selasa (9/9/2025), memanggil pulang Duta Besar Spanyol di Tel Aviv untuk konsultasi lebih lanjut setelah tuduhan dilontarkan Saar dan menyusul larangan masuk untuk dua menteri negara tersebut.
- PM Nepal Mundur Usai Demo Berdarah Renggut 19 Nyawa
Perdana Menteri (PM) Nepal K.P. Sharma Oli mengundurkan diri pada hari Selasa (9/9) di tengah hari kedua protes jalanan yang bergejolak di ibu kota Nepal, Kathmandu. Pengunduran diri dilakukan setelah para pengunjuk rasa membakar kantor-kantor pemerintah dan rumah-rumah para pemimpin Nepal, termasuk rumah PM Oli.
Pengunduran dirinya -- dan beberapa anggota parlemen lainnya -- terjadi sehari setelah aparat kepolisian melepaskan tembakan ke arah kerumunan para demonstran muda, yang menewaskan sedikitnya 19 orang.
Pada Selasa pagi waktu setempat, pemerintahan Oli mencabut larangan terhadap sejumlah platform media sosial, termasuk WhatsApp dan Instagram. Sebelumnya, larangan medsos ini telah membuat kemarahan rakyat memuncak setelah frustrasi selama bertahun-tahun atas korupsi dan ketidakadilan sosial di negeri itu. Dalam upaya mencegah aksi demo di hari berikutnya, para pejabat juga memberlakukan jam malam.
Tonton juga Video Terpopuler Sepekan: Staf KBRI Dibunuh hingga Nadiem Makarim Tersangka