Diprotes Jepang soal Ladang Gas di Laut China Timur, China Tak Terima!

Diprotes Jepang soal Ladang Gas di Laut China Timur, China Tak Terima!

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 26 Agu 2025 17:31 WIB
Rusia dan China akan menggelar latihan angkatan laut bersama di Laut China Timur pada 21-27 Desember.
Latihan militer gabungan antara China dan Rusia di perairan Laut China Timur yang menjadi sengketa (dok. AP/Li Bingxuan)
Beijing -

Pemerintah China menolak keras protes yang diajukan oleh Jepang terkait pengembangan ladang gas di perairan Laut China Timur yang disengketakan. Otoritas Beijing menyebut tuduhan Tokyo itu "tidak berdasar". Beijing menegaskan aktivitas pengembangan gas dilakukan di perairan yang berada di bawah yurisdiksi China.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan pada Senin (25/8) malam waktu setempat, bahwa mereka telah mengonfirmasi soal Beijing sedang memasang sejumlah rig pengeboran di area perairan sengketa tersebut, di mana klaim zona ekonomi eksklusif (ZEE) kedua negara tumpang tindih.

Jepang telah menyampaikan "protes keras" secara resmi ke Kedutaan Besar China di Tokyo atas hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam tanggapannya, seperti dilansir AFP, Selasa (26/8/2025), Kementerian Luar Negeri China menyatakan pihaknya "tidak menerima tuduhan Jepang yang tidak berdasar dan menolak apa yang disebut sebagai protes Jepang".

ADVERTISEMENT

Perjanjian bilateral yang ditandatangani kedua negara tahun 2008 lalu menyatakan bahwa China dan Jepang sepakat untuk secara bersama-sama mengembangkan cadangan gas bawah laut di area yang disengketakan, dengan larangan pengeboran independen oleh kedua negara.

Namun, negosiasi mengenai cara mengimplementasikan kesepakatan itu terhenti sejak tahun 2010 lalu.

Kementerian Luar Negeri Jepang pada Senin (26/8), menuduh China telah menempatkan 21 unit rig pengeboran di perairan sengketa itu, tepatnya di sisi wilayah Beijing dari perbatasan maritim de-facto. Tokyo mengkhawatirkan gas di sisi wilayah Jepang juga dapat diekstraksi.

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan "sangat disesalkan bahwa China memajukan pembangunan secara sepihak".

Kementerian Luar Negeri Jepang "sangat mendesak China untuk segera memulai kembali perundingan mengenai implementasi" perjanjian tahun 2008 tersebut.

Namun, Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan pada Selasa (26/8), menegaskan bahwa komitmennya terhadap "implementasi sepenuhnya dan efektif dari konsensus berprinsip mengenai isu Laut China Timur tidak berubah". Beijing juga mengharapkan dimulainya kembali perundingan sesegera mungkin.

"Aktivitas pengembangan minyak dan gas oleh China di Laut China Timur berlangsung di perairan yang tak terbantahkan di bawah yurisdiksi China, yang sepenuhnya berada dalam hak kedaulatan dan yurisdiksi China," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers.

Lihat juga Video 'Mendag Sita 19 Ribu Bal Baju Bekas Impor Ilegal dari Jepang-China':

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads