Presiden Korsel Bilang Korut Bisa Produksi 10-20 Bom Nuklir Per Tahun

Presiden Korsel Bilang Korut Bisa Produksi 10-20 Bom Nuklir Per Tahun

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 26 Agu 2025 15:49 WIB
This photo provided by the North Korean government, shows what it says intercontinental ballistic missiles during a military parade to mark the 75th founding anniversary of the Korean People’s Army on Kim Il Sung Square in Pyongyang, North Korea Wednesday, Feb. 8, 2023. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. Korean language watermark on image as provided by source reads:
Rudal-rudal nuklir Korut dipamerkan dalam parade militer di ibu kota Pyongyang (dok. Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Washington DC -

Korea Utara (Korut) disebut mampu memproduksi sebanyak 10 bom nuklir hingga 20 bom nuklir setiap tahunnya. Negara terisolasi itu diperkirakan telah merakit puluhan hulu ledak yang mampu membawa muatan nuklir.

Kemampuan produksi bom nuklir Korut itu, seperti dilansir AFP, Selasa (26/8/2025), diungkapkan oleh Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Jae Myung saat berbicara pada forum Pusat Studi Strategis dan Internasional dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS).

Korut, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, diperkirakan telah merakit sekitar 50 hulu ledak dan memiliki material fisil untuk memproduksi hingga 40 hulu ledak lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lee, dalam pernyataannya di AS, menyebut rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu menjangkau daratan AS hampir selesai dikembangkan oleh Korut.

ADVERTISEMENT

"ICBM yang mampu menjangkau Amerika Serikat hampir sepenuhnya dikembangkan, dan mereka (Korut-red) terus membangun kapasitas untuk memproduksi sekitar 10 hingga 20 bom nuklir per tahun," ungkap Lee dalam pernyataannya pada forum tersebut.

Lee yang bertekad memperbaiki hubungan antara Korsel dengan Korut ini, juga menyerukan upaya-upaya untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

South Korean President Lee Jae Myung delivers a speech during a press conference to mark his first 30 days in office at Yeongbingwan of Blue House on July 3, 2025 in Seoul, South Korea. Kim Min-Hee/Pool via REUTERS/File Photo Purchase Licensing RightsPresiden Korsel Lee Jae Myung Foto: Kim Min-Hee/Pool via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights

Merujuk pada kebijakan garis keras pendahulunya dan kurangnya diplomasi dengan Korut, Lee mengatakan: "Kami telah berupaya untuk menghalangi Korea Utara dan menerapkan sanksi-sanksi, namun hasilnya Korea Utara terus mengembangkan program nuklirnya."

"Fakta kerasnya adalah jumlah senjata nuklir yang dimiliki Korea Utara telah meningkat selama tiga tahun hingga empat tahun terakhir," sebut Lee.

Lee mengatakan Korsel berkomitmen pada pencegahan senjata konvensional terhadap Korut, tetapi juga menyoroti upaya untuk melonggarkan langkah-langkah yang dianggap provokatif, seperti mengakhiri aktivitas speaker propaganda yang menyiarkan pesan anti-Korut di sepanjang perbatasan militer.

Lee sebelumnya berbicara langsung dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih, dengan sang Presiden AS melontarkan harapannya untuk bertemu kembali dengan pemimpin Korut Kim Jong Un.

Lihat juga Video 'Di Depan Presiden Korsel, Trump Bilang Mau Bertemu Kim Jong Un':

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads