Warga Israel turun ke jalanan dalam aksi unjuk rasa terbaru pada Selasa (26/8) pagi waktu setempat, untuk menuntut diakhirinya perang Gaza dan pembebasan sandera yang masih ditahan Hamas. Dalam aksinya, para demonstran Israel memblokir sejumlah ruas jalanan di ibu kota Tel Aviv.
Sejumlah jurnalis AFP yang ada di lokasi, seperti dilansir AFP, Selasa (26/8/2025), melihat langsung bagaimana demonstran melakukan aksi pemblokiran terhadap sejumlah ruas jalanan di area Tel Aviv. Para demonstran beraksi dengan membawa bendera Israel dan mengangkat foto para sandera yang masih ditahan.
Unjuk rasa terbaru ini digelar menjelang rapat kabinet keamanan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang dijadwalkan pada Selasa (26/8) malam waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan media lokal Israel menyebut para demonstran lainnya berunjuk rasa di dekat kantor cabang Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Tel Aviv, juga di luar rumah sejumlah Menteri Israel yang ada di berbagai wilayah negara Yahudi tersebut.
"Ada tawaran di atas meja. Kami menuntut agar para pemimpin kami duduk di meja perundingan dan tidak beranjak sampai ada kesepakatan," cetus Hagit Chen, yang anaknya diculik oleh militan Hamas pada Oktober 2023 lalu. Pernyataan Chen dirilis oleh forum yang mewakili keluarga para sandera Israel.
Agenda rapat kabinet keamanan Netanyahu belum diungkapkan secara resmi ke publik. Namun laporan media-media lokal menyebut kemungkinan rapat itu akan membahas negosiasi ulang untuk gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan para sandera.
Kabinet Israel menyetujui, pada awal Agustus, rencana agar militer mengambil alih kendali atas Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza. Rencana itu menuai kekhawatiran baru akan keselamatan para sandera dan gelombang protes yang mendorong puluhan ribu warga Israel turun ke jalanan beberapa pekan terakhir.
Pekan lalu, Netanyahu memerintahkan perundingan segera yang bertujuan mengamankan pembebasan semua sandera yang tersisa di Jalur Gaza, sekaligus memperkuat rencana serangan terbaru untuk merebut Kota Gaza.
Langkah itu dilakukan Tel Aviv beberapa hari setelah kelompok Hamas mengatakan mereka telah menyetujui proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan para mediator. Proposal terbaru itu mengatur pembebasan sandera secara bertahap selama periode awal 60 hari, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina.
Simak juga Video: Warga Israel Demo Tuntut Pembebasan Sandera di Gaza