Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menerima persetujuan akhir rencana permukiman Israel. Rencana pembangunan permukiman itu akan didirikan di wilayah yang diperjuangkan negara Palestina.
"Dengan E1, kami akhirnya mewujudkan apa yang telah dijanjikan selama bertahun-tahun," kata Smotrich dilansir Reuters, Kamis (21/8/2025).
"Negara Palestina saat ini sedang dihapus dari meja perundingan, bukan dengan slogan, tetapi dengan tindakan," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana ini mendapat tentangan dari sejumlah pihak. PBB bahkan angkat bicara dan menyatakan keberatan dengan rencana ini.
"Kami mengecam keputusan yang diambil hari ini untuk memperluas permukiman ini, yang... akan menyakiti dua negara. Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk menghentikan semua aktivitas permukiman," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
Kementerian Luar Negeri Palestina juga mengecam pengumuman tersebut, dengan mengatakan bahwa permukiman E1 akan mengisolasi komunitas Palestina yang tinggal di wilayah tersebut dan melemahkan kemungkinan solusi dua negara. Keberatan juga disampaikan negara lainnya seperti Inggris dan Jerman.
Hingga saat ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum mengomentari pengumuman E1. Namun beberapa hari lalu, saat berkunjung ke Ofra, permukiman Tepi Barat lainnya yang didirikan seperempat abad lalu, Netanyahu sempat bicara mengena janji Israel.
"Saya katakan 25 tahun yang lalu bahwa kami akan melakukan segalanya untuk mengamankan cengkeraman kami di Tanah Israel, untuk mencegah pembentukan negara Palestina, untuk mencegah upaya-upaya untuk mencabut kami dari sini. Terima kasih Tuhan, apa yang saya janjikan, telah kami tepati," kata Netanyahu saat itu.
Saksikan Live DetikPagi :