Kematian bocah Malaysia, Zara Qairina Mahathir, yang menyita perhatian publik sedang diselidiki oleh kepolisian, termasuk soal dugaan bullying atau perundungan. Kementerian Pendidikan Malaysia menyatakan siap bekerja sama dengan kepolisian, dan menegaskan tidak akan ada perlindungan bagi pihak tertentu terkait bullying.
Wakil Menteri Pendidikan Malaysia, Wong Kah Woh, seperti dilansir Malay Mail, Rabu (13/8/2025), menegaskan pihaknya tidak akan berkompromi dalam hal apa pun terkait bullying di sekolah.
Wong juga mengatakan bahwa Kementerian Pendidikan tidak pernah berusaha melindungi pihak mana pun yang terlibat dalam insiden perundungan semacam itu, yang merespons sejumlah tuduhan yang muncul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan bahwa pihaknya siap bekerja sama sepenuhnya dengan kepolisian dalam penyelidikan kasus Zara.
"Kasus ini sedang diselidiki oleh kepolisian, dan Kementerian Pendidikan akan menyerahkannya kepada otoritas berwenang untuk menjalankan tugas mereka," ucap Wong saat berbicara di hadapan parlemen atau Dewan Rakyat Malaysia pada Senin (11/8).
Dia menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh anggota parlemen dari wilayah Semporna, Mohd Shafie Apdal, yang menyuarakan kekhawatiran tentang dugaan keterlibatan orang-orang dengan koneksi kuat dalam kasus Zara.
"Pertama, Kementerian Pendidikan tidak pernah dan tidak akan berkompromi dalam hal bullying. Kedua, Kementerian Pendidikan tidak pernah, dalam kondisi apa pun, berusaha melindungi siapa pun, sebagaimana yang dituduhkan," tegas Wong.
Tonton juga video "Polisi Periksa 20 Orang Terkait Perundungan Saat MPLS di Blitar" di sini:
Zara yang berusia 13 tahun ditemukan tidak sadarkan diri di sebuah selokan pada 16 Juli, antara pukul 03.00 hingga pukul 04.00 waktu setempat, setelah diduga terjatuh dari lantai 3 gedung asramanya. Dia merupakan siswi Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha di Papar, Sabah.
Dia dilarikan ke Rumah Sakit Queens Elizabeth I, namun dinyatakan meninggal dunia pada 17 Juli. Jenazahnya kemudian dimakamkan tanpa adanya pemeriksaan post-mortem.
Kematian Zara ini menuai kecurigaan publik, yang awalnya dipicu oleh tidak adanya autopsi awal terhadap jenazahnya. Publik Malaysia juga mengkritik kurangnya transparansi dalam penyelidikan kasus ini.
Spekulasi yang muncul soal dugaan bullying yang dialami Zara dan dugaan keterlibatan keluarga "VIP" berpengaruh -- yang belum terverifikasi -- semakin memperkuat kecurigaan dan memicu kemarahan publik, dengan beberapa menuduh adanya dugaan upaya menutup-nutupi kasus ini.
Penyelidikan terhadap kasus ini masih berlangsung, dengan makam Zara telah digali dan jenazahnya diautopsi pada 10 Agustus setelah perintah autopsi post-mortem diterbitkan oleh Kantor Kejaksaan Agung Malaysia (ACG).
Hasil autopsi belum dirilis secara resmi ke publik, namun pengacara keluarga Zara menyebut adanya tanda-tanda cedera pada tubuhnya.
Lihat juga Video 'Terkuak Kejinya Syahrama Bunuh Driver Ojol Wanita di Sidoarjo':