Presiden Prancis Emmanuel Macron menanggapi serius tuduhan istrinya, Brigitte, terlahir sebagai seorang pria. Macron bahkan menyewa investigator atau detektif swasta untuk menyelidiki tuduhan tersebut.
Berdasarkan catatan detikcom, Selasa (12/8), isu Brigitte dulunya seorang pria mulai mencuat ke publik setelah kejadian Macron ditoyor usai turun dari pesawat. Kala itu, Macron tengah berkunjung ke Vietnam.
Kemudian, video Brigitte mendorong wajah Macron saat mereka turun dari pesawat kenegaraan viral di media sosial. Setelah tindakan Brigitte tersebut lalu beredar kabar bahwa istri Macron merupakan seorang pria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Macron sebetulnya sudah buka suara terkait kejadian wajahnya ditoyor oleh Brigitte. Namun, isu Briggete dulunya seorang pria semakin liar.
Merespons isu liar itu, Macron pun mengambil langkah lanjutan. Ia bahkan sampai menyewa detekfit swasta untuk mengusut tuduhan tersebut.
Macron Sewa Detekfit Swasta
Investigator atau detektif swasta itu disewa untuk menyelidiki seorang influencer Amerika Serikat (AS), Candace Owens, yang mereka gugat terkait tuduhan Brigitte terlahir sebagai pria.
Penyelidikan yang dilakukan oleh detektif swasta itu, seperti dilansir Financial Times, Selasa (12/8/2025), disebut menghasilkan sejumlah informasi detail mengenai Owens, termasuk soal hubungannya dengan tokoh-tokoh sayap kanan di Prancis dan popularitasnya di media pemerintah Rusia.
Macron dan istrinya menggugat Owens, seorang influencer sayap kanan terkenal di AS, atas apa yang mereka sebut sebagai "fiksi yang aneh, memfitnah, dan mengada-ada" dalam rentetan podcast berseri yang menarik jutaan pendengar. Tuduhan utama dalam podcast itu adalah Brigitte terlahir sebagai laki-laki.
Penyelidikan terhadap Owens itu dilakukan oleh firma hukum Nardello & Co yang berkantor di AS, sebelum Macron dan istrinya mengajukan gugatan hukum terhadap Owens bulan lalu.
Sejumlah informasi yang didapat dari investigasi itu tidak hanya menjelaskan soal hubungan Owens dengan para tokoh sayap kanan di Prancis, tetapi juga keterkaitannya dengan tokoh populis sayap kanan di AS dan Inggris, serta interaksi onlinenya dengan seorang nasionalis di Rusia.
"Keluarga Macron mengajukan gugatan hukum ini dengan pengetahuan penuh tentang siapa yang bersekutu dengan Owens," kata pemimpin eksekutif Nardello & Co, Dan Nardello, yang merupakan mantan jaksa federal New York.
Keputusan untuk menyewa investigator menyoroti keseriusan Macron dan istrinya dalam gugatan hukum mereka terhadap Owens. Ini menjadi contoh langka seorang pemimpin dunia, yang masih aktif menjabat, dalam menggugat seorang influencer online terkait konten mereka.
Menurut salah satu pengacara Macron, Tom Clare, dari firma hukum Clare Locke -- spesialis kasus pencemaran nama baik, keputusan mengajukan gugatan itu sebagian didorong oleh keinginan Macron dan istrinya untuk memahami mengapa seorang influencer AS tertarik pada mereka.
Macron dan istrinya mengajukan gugatan hukum atas tuduhan pencemaran nama baik terhadap Owens pada Juli lalu. Gugatan yang diajukan ke pengadilan tinggi Delaware, AS, itu menuduh Owens telah menyebarkan "kebohongan", termasuk tuduhan soal Brigitte terlahir sebagai laki-laki dengan nama Jean-Michel Trogneux.
Gugatan itu, seperti dilansir AFP, diajukan setelah Owens berulang kali mengabaikan permintaan untuk mencabut pernyataan palsu dan pencemaran nama baik yang dibuat dalam rentetan video YouTube dan podcast delapan episode berjudul "Becoming Brigitte."
Clare menambahkan bahwa Macron dan istrinya bersedia hadir di pengadilan Delaware untuk menghadiri persidangan secara langsung.