Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya lima jurnalis media terkemuka Al Jazeera di dekat Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, Gaza City, Jalur Gaza. Pihak Al Jazeera menyebut gempuran Tel Aviv itu sebagai "pembunuhan yang ditargetkan".
Israel mengklaim salah satu jurnalis yang menjadi target serangannya di Jalur Gaza merupakan pemimpin sel Hamas, yang menyamar sebagai jurnalis Al Jazeera.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Senin (11/8/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Trump Umumkan Akan Pindahkan Gelandangan dari Ibu Kota AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa para gelandangan atau tunawisma harus dipindahkan keluar dan "jauh" dari wilayah ibu kota Washington DC.
Hal itu disampaikan Trump beberapa hari setelah dia merenungkan rencananya untuk mengambil alih kendali federal atas ibu kota AS tersebut, yang secara keliru diklaim olehnya telah mengalami peningkatan angka kejahatan.
Trump telah mengumumkan konferensi pers pada Senin (11/8) waktu setempat, di mana dia diperkirakan akan mengungkapkan rencana-rencananya untuk Washington DC -- yang dikelola oleh pemerintah daerah terpilih Distrik Columbia di bawah pengawasan Kongres AS.
- Israel Gencarkan Serangan ke Gaza, Jerman Setop Ekspor Senjata!
Kanselir Jerman, Friedrich Merz, menjelaskan bahwa negaranya memutuskan untuk menghentikan sementara atau membatasi ekspor senjata ke Israel guna merespons rencana Israel dalam memperluas operasi militer di wilayah Jalur Gaza.
"Kami tidak bisa mengirimkan senjata ke dalam konflik yang saat ini diupayakan secara eksklusif dengan cara-cara militer," kata Merz dalam wawancara dengan televisi ARD, seperti dilansir Reuters, Senin (11/8/2025).
"Kami ingin membantu secara diplomatik, dan kami sedang melakukannya," ucapnya dalam wawancara pada Minggu (10/8) waktu setempat.
- Australia Akan Akui Negara Palestina, Tak Akan Ada Peran Bagi Hamas
Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengumumkan akan mengakui negara Palestina di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan September mendatang.
Tonton juga video "Australia Siap Akui Palestina di Sidang PBB Mendatang" di sini:
"Solusi dua negara adalah harapan terbaik umat manusia untuk memutus siklus kekerasan di Timur Tengah dan mengakhiri konflik, penderitaan, dan kelaparan di Gaza," ujarnya kepada wartawan di Canberra, ibu kota Australia, dilansir kantor berita AFP, Senin (11/8/2025).
"Sebelum negara Israel dan Palestina menjadi permanen, perdamaian hanya akan bersifat sementara," imbuhnya.
- PBB Wanti-wanti Rencana Israel Caplok Kota Gaza Akan Picu Bencana Lain
Seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa rencana Israel untuk menguasai Kota Gaza berisiko menimbulkan "bencana lain" dengan konsekuensi yang luas. Ini disampaikan seiring Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa tujuannya bukanlah untuk menduduki wilayah tersebut.
Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat pada Minggu (10/8) waktu setempat setelah Israel mengatakan militernya akan "mengambil alih" Kota Gaza, dalam sebuah rencana yang disetujui oleh kabinet keamanan Netanyahu.
"Jika rencana ini dilaksanakan, kemungkinan akan memicu bencana lain di Gaza, bergema di seluruh wilayah dan menyebabkan pengungsian, pembunuhan, dan kehancuran lebih lanjut," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca kepada Dewan Keamanan pada Minggu (10/8) waktu setempat, dilansir kantor berita AFP, Senin (11/8/2025).
- Pilu 5 Jurnalis Al Jazeera Tewas Digempur Israel Dekat RS Gaza
Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya lima jurnalis media terkemuka Al Jazeera di dekat Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, Gaza City, Jalur Gaza. Pihak Al Jazeera menyebut gempuran Tel Aviv itu sebagai "pembunuhan yang ditargetkan".
Israel mengklaim salah satu jurnalis yang menjadi target serangannya di Jalur Gaza merupakan pemimpin sel Hamas, yang menyamar sebagai jurnalis Al Jazeera.
Al Jazeera dalam pernyataannya, seperti dilansir BBC, Senin (11/8/2025), menyebut dua korespondennya yang bernama Anas al-Sharif dan Mohammed Qreqeh, bersama kamerawan Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, dan Moamen Aliwa, berada di dalam tenda jurnalis di gerbang utama RS Al-Shifa ketika serangan terjadi.
Tonton juga video "Penampakan Gaza Sebelum dan Setelah Genosida Israel" di sini: