Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang berupaya membujuk lebih banyak negara Timur Tengah untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, sekutu dekatnya.
Trump dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir Reuters, Jumat (8/8/2025), mengatakan bahwa penting bagi negara-negara Timur Tengah untuk bergabung dengan Perjanjian Abraham, yang dimediasi oleh Washington dan memiliki tujuan utama untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.
Dikatakan Trump bahwa normalisasi hubungan antara negara-negara Timur Tengah dengan Israel akan memastikan perdamaian di kawasan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang persenjataan nuklir yang 'diciptakan' oleh Iran telah sepenuhnya DIMUSNAHKAN, sangat penting bagi saya agar semua negara-negara Timur Tengah untuk bergabung dengan Perjanjian Abraham," cetus Trump dalam pernyataan via media sosial pada Kamis (7/8) waktu setempat.
Sebagai bagian dari Perjanjian Abraham, yang ditandatangani selama masa jabatan pertama Trump pada tahun 2017-2021 lalu, empat negara mayoritas Muslim sepakat untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel setelah mediasi oleh AS.
Keempat negara itu terdiri atas Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan.
Sebelum keempat negara itu, Mesir (pada tahun 1979 silam) dan Yordania (pada tahun 1994) terlebih dahulu telah menormalisasi hubungan dengan Israel.
Upaya AS untuk memperluas Perjanjian Abraham dan menambah jumlah negara Timur Tengah yang menormalisasi hubungan dengan Israel telah dipersulit oleh melonjaknya jumlah korban tewas dan kelaparan di Jalur Gaza.
Perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di daerah kantong Palestina tersebut sejak Oktober 2023 dan terus berlanjut hingga kini, dengan sejumlah upaya untuk mewujudkan gencatan senjata sejauh ini belum membuahkan hasil.
Perang Gaza, yang menurut data otoritas setempat telah menewaskan lebih dari 60.000 orang, telah memicu kemarahan global.
Yang terbaru, negara-negara Barat seperti Prancis, Inggris, dan Kanada telah mengumumkan rencana untuk secara resmi mengakui negara Palestina yang merdeka.
Beberapa waktu terakhir, menurut lima sumber yang memahami persoalan tersebut, pemerintahan Trump telah secara aktif berdiskusi dengan Azerbaijan tentang kemungkinan memasukkan negara bekas Soviet, yang mayoritas penduduknya Muslim itu, ke dalam Perjanjian Abraham.
Azerbaijan, menurut kelima sumber itu, diharapkan dapat mempererat hubungan mereka yang sudah terjalin dengan Israel.
Simak juga Video: Respons Trump Saat Ditanya soal Rencana Israel Caplok Gaza