NASA Bergegas Tempatkan Reaktor Nuklir di Bulan dan Mars

NASA Bergegas Tempatkan Reaktor Nuklir di Bulan dan Mars

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 06 Agu 2025 14:00 WIB
Mosaik yang diambil oleh Penjelajah Mars Curiosity milik NASA  di Gunung Sharp.
Mosaik yang diambil oleh Penjelajah Mars Curiosity milik NASA di Gunung Sharp (dok. NASA/JPL-Caltech/MSSS)
Washington DC -

Amerika Serikat (AS) bergegas untuk menempatkan reaktor nuklir di permukaan Bulan dan Mars. Badan antariksa AS, NASA, berharap dapat meluncurkan sistem pertama pada akhir dekade ini.

Arahan baru NASA, seperti dilansir AFP, Rabu (6/8/2025), menyerukan penunjukan seorang tsar nuklir, semacam petinggi nuklir, untuk memilih dua proposal komersial dalam waktu enam bulan, yang membingkai dorongan tersebut sebagai hal yang krusial untuk melampaui upaya gabungan China dan Rusia.

Arahan terbaru NASA ini pertama kali dilaporkan oleh media Politico, dan dilihat oleh AFP pada Selasa (5/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditandatangani oleh pelaksana tugas (Plt) kepala NASA, Sean Duffy, yang juga menjabat Menteri Transportasi AS, memo tertanggal 31 Juli itu merupakan pertanda terbaru dari pergeseran NASA ke arah memprioritaskan eksplorasi luar angkasa daripada penelitian ilmiah di bawah masa jabatan kedua Presiden Donald Trump.

ADVERTISEMENT

"Sejak Maret 2024, China dan Rusia telah mengumumkan setidaknya tiga kali upaya bersama untuk menempatkan reaktor di Bulan pada pertengahan tahun 2030-an," demikian memo NASA tersebut.

"Negara pertama yang melakukannya berpotensi mendeklarasikan zona larangan yang secara signifikan akan menghambat Amerika Serikat untuk membangun kehadiran Artemis yang direncanakan jika tidak berada di sana terlebih dahulu," jelas NASA dalam memonya. Artemis merupakan misi NASA untuk kembali ke Bulan.

Gagasan menggunakan energi nuklir di luar planet Bumi bukanlah hal baru. Sejak tahun 2000, NASA telah menginvestasikan sebesar US$ 200 juta untuk mengembangkan sistem tenaga fisi kecil dan ringan, meskipun menurut arahan terbaru NASA, belum ada yang mencapai kesiapan terbang.

Upaya terbaru dilakukan pada tahun 2023 dengan penyelesaian tiga kontrak studi industri senilai US$ 5 juta yang berfokus pada membangkitkan daya 40 kilowatt, yang cukup untuk secara terus-menerus mengoperasikan 30 rumah tangga selama 10 tahun.

Tidak seperti tenaga surya, sistem fisi ini dapat beroperasi sepanjang waktu -- sangat berharga saat malam yang berlangsung selama berminggu-minggu di Bulan atau saat badai debu melanda Mars. Kemajuan teknologi telah membuat sistem semacam itu semakin ringkas dan ringan.

NASA secara resmi memutuskan berkomitmen untuk menggunakan tenaga nuklir di Mars pada Desember 2024 lalu, yang merupakan pertama dari tujuh keputusan penting yang diperlukan untuk eksplorasi oleh manusia di Planet Merah tersebut.

Berdasarkan masukan dari industri, kebutuhan daya permukaan harus setidaknya 100 kilowatt untuk mendukung "operasi manusia jangka panjang termasuk pemanfaatan sumber daya in-situ (di lokasi)" -- merujuk pada penunjang kehidupan, komunikasi, dan peralatan pertambangan untuk mengumpulkan es permukaan.

Proyek ini mengasumsikan penggunaan "pendarat kelas berat" yang dapat membawa beban hingga 15 metrik ton, dan menargetkan "kesiapan peluncuran pada kuartal pertama tahun fiskal FY30" -- yang berarti pada akhir tahun 2029.

Simak juga Video: Usai AS Serang Iran, Badan Atom Internasional Gelar Rapat Darurat

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads