Klyuchevskaya Sopka, gunung berapi tertinggi di Semenanjung Kamchatka, Rusia, meletus tak lama setelah wilayah itu diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 8,8. Letusannya menghasilkan gumpalan abu hingga puluhan kilometer ke langit.
"Gumpalan abu dari letusan itu meluas setidaknya 1,5 mil (2,5 kilometer) di atas dan 36 mil (58 km) timur gunung berapi," kata Tim Tanggap Letusan Gunung Berapi Kamchatkan dalam unggahan di Telegram, seperti dilansir Live Science, Rabu (30/7/2025). Mereka juga memperingatkan bahwa ledakan abu setinggi 5 mil (8 km) dapat terjadi kapan saja.
Letusan Klyuchevskaya juga menambah daftar panjang aktivitas vulkanik di kawasan Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Gunung ini merupakan salah satu yang paling aktif dan tertinggi di Eurasia, serta dikenal memiliki riwayat erupsi yang cukup intens. Berikut profil dan catatan sejarah letusannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunung Api Tertinggi di Rusia yang Masih Aktif
Klyuchevskaya Sopka adalah stratovolcano aktif yang terletak di bagian timur laut Semenanjung Kamchatka, Rusia. Dengan ketinggian sekitar 4.750 meter di atas permukaan laut, gunung ini tercatat sebagai gunung berapi tertinggi di Eurasia. Menurut Earth Observatory NASA, Klyuchevskaya terbentuk sekitar 7.000 tahun yang lalu dan merupakan bagian dari kompleks vulkanik besar di Kamchatka.
Gunung ini berada dalam zona subduksi yang dikenal sebagai Cincin Api Pasifik, wilayah yang mencakup mayoritas gunung api aktif dunia. Aktivitas geologinya sangat intens karena terletak di pertemuan lempeng Pasifik dan Eurasia. NASA mencatat bahwa dari waktu ke waktu, kawah puncaknya maupun celah-celah samping di lerengnya kerap mengeluarkan abu, gas vulkanik, dan lava.
Riwayat Letusan dan Aktivitas Terbaru
Letusan pertama Klyuchevskaya Sopka tercatat pada tahun 1697. Sejak saat itu, gunung ini mengalami erupsi berkala dengan intensitas bervariasi. Berdasarkan data dari Encyclopaedia Britannica, aktivitas gunung ini tergolong eksplosif, dengan letusan yang menghasilkan kolom abu, aliran lava, serta lontaran material vulkanik ke udara.
Salah satu letusan signifikan terjadi pada Oktober 2020. Dalam laporan Earth Observatory NASA, aktivitas termal yang kuat terdeteksi dari satelit Terra dan Aqua. Gambar citra memperlihatkan aliran lava dari kawah utama ke lereng bagian timur gunung, disertai semburan abu yang membubung hingga ke atmosfer.
Letusan terbaru pada 27 Juli 2025 terjadi beberapa jam setelah gempa berkekuatan M 8,8 mengguncang wilayah utara Kamchatka. Menurut laporan Live Science yang mengutip ahli vulkanologi, aktivitas seismik sebesar itu dapat memicu ketidakstabilan magma dan mempercepat terjadinya erupsi, terutama pada gunung yang sudah aktif secara geologis seperti Klyuchevskaya.
Dampak Abu Vulkanik dan Sistem Pemantauan
Dampak utama dari letusan ini adalah meluasnya abu vulkanik ke atmosfer bagian atas. Earth Observatory NASA menyatakan bahwa kolom abu dari letusan Klyuchevskaya pada Juli 2025 mencapai ketinggian lebih dari 12 kilometer. Awan abu yang terbentuk menyebar ke arah timur dan membentang puluhan kilometer dari lokasi kawah.
Abu vulkanik sangat berbahaya bagi penerbangan, karena partikel halus dapat masuk ke dalam mesin dan menyebabkan kerusakan serius. Oleh sebab itu, Pusat Vulkanologi Rusia (KVERT) segera mengeluarkan peringatan penerbangan "kode merah" setelah erupsi terjadi.
Menurut Live Science, pemantauan gunung ini dilakukan secara berkelanjutan menggunakan sistem seismik dan observasi satelit. Tim Tanggap Letusan Gunung Berapi Kamchatkan juga memperingatkan potensi ledakan lanjutan yang dapat terjadi sewaktu-waktu dalam beberapa hari setelah erupsi besar.
Simak juga Video: Ternyata Ada Gempa Pendahuluan 10 Hari Sebelum Gempa M 8,8 Rusia
(wia/imk)