Setidaknya 35 orang tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pemberontak Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) di timur laut Republik Demokratik Kongo. Insiden ini mengakhiri periode tenang yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Dilansir AFP, Minggu (27/7/2025), ADF yang awalnya dibentuk dari mantan pemberontak Uganda yang menyatakan kesetiaan kepada ISIS pada tahun 2019. Mereka menyerbu sebuah gereja Katolik di kota Komanda, tempat para jemaah berkumpul untuk berdoa.
"Tadi malam sekitar pukul 21.00 (19.00 GMT), kami mendengar suara tembakan di dekat gereja paroki... sejauh ini kami telah melihat 35 jenazah," kata Dieudonne Katanabo, tetua lingkungan Umoja, kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mencatat setidaknya 31 anggota gerakan Perang Salib Ekaristi tewas, dengan enam orang luka parah... beberapa anak muda diculik, kami tidak memiliki kabar tentang mereka," ujar Pastor Aime Lokana Dhego, pastor paroki Blessed Anuarite di Komanda.
Pastor Aime menambahkan bahwa tujuh jenazah lainnya telah ditemukan di kota tersebut.
Serupa dengan Christophe Munyanderu, koordinator LSM lokal Konvensi untuk Penghormatan Hak Asasi Manusia, yang mengaitkan serangan itu dengan pemberontak ADF. Dia menyebut jumlah korban tewas sementara sebanyak 38 orang.
Letnan Jules Ngongo, juru bicara militer di Ituri, tidak berkomentar mengenai jumlah korban tetapi mengonfirmasi serangan itu dengan menyatakan bahwa "musuh diyakini telah diidentifikasi di antara para pemberontak ADF".
Pertumpahan darah ini terjadi setelah berbulan-bulan tenang di wilayah Ituri, yang berbatasan dengan Uganda. Serangan besar terakhir oleh ADF terjadi pada Februari lalu, yang menewaskan 23 orang di wilayah Mambasa.
(fas/fas)