Israel mengumumkan jeda taktis dalam pertempuran di tiga wilayah Gaza. Israel menyebut akan mengizinkan PBB dan badan-badan bantuan untuk membuka rute darat yang aman guna mengatasi krisis kelaparan.
Dilansir AFP, Minggu (27/7/2025), militer juga mengatakan telah mulai mengirimkan makanan melalui udara ke wilayah tersebut. Israel bersikeras menolak tuduhan bahwa mereka menggunakan kelaparan sebagai senjata melawan warga sipil Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan telah berkoordinasi dengan PBB dan badan-badan internasional untuk "meningkatkan skala bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza,". Kepala kebijakan regional lembaga bantuan Oxfam, Bushra Khalidi, menyebut keputusan Israel sebagai "langkah awal yang disambut baik" tetapi memperingatkan bahwa hal itu mungkin belum cukup untuk menyelesaikan krisis.
"Kelaparan tidak akan teratasi hanya dengan beberapa truk atau bantuan udara. Yang dibutuhkan adalah respons kemanusiaan yang nyata: gencatan senjata, akses penuh, semua penyeberangan dibuka, dan aliran bantuan yang stabil dan berskala besar ke Gaza," ujarnya kepada AFP.
"Kita membutuhkan gencatan senjata permanen, pencabutan pengepungan sepenuhnya, dan jaminan yang jelas bahwa ini bukan sekadar tindakan sementara. Saat ini, belum jelas bagaimana ini akan terwujud di lapangan," sambungnya.
Jeda pertempuran akan terbatas pada wilayah-wilayah yang menurut militer tidak dioperasi oleh pasukan Israel saat ini, yaitu di Al-Mawasi, Deir el-Balah, dan Kota Gaza, dan akan berlangsung dari pukul 10.00 pagi (07.00 GMT) hingga pukul 20.00 malam setiap hari.
Namun, pernyataan Israel menambahkan bahwa "rute-rute aman yang telah ditentukan" juga telah dibuka di seluruh Gaza untuk memungkinkan perjalanan yang aman bagi konvoi PBB dan organisasi bantuan kemanusiaan yang mengirimkan dan mendistribusikan makanan dan obat-obatan.
Seorang warga di distrik Tel al-Hawa, Kota Gaza, Suad Ishtaywi (30) mengatakan ia berharap truk bantuan kini dapat mencapai tenda-tenda pengungsian keluarganya.
"Harapan hidup saya adalah makan sepotong roti dan dapat menyediakan roti untuk anak-anak saya," ujar Suad Ishtaywi kepada AFP.
IShtaywi mengeluhkan suaminya pulang setiap hari setelah perjalanan yang sia-sia ke titik-titik distribusi bantuan.
Sementara itu warga lainnya di Gaza, Mohammed al-Daduh (44) berharap bantuan dapat datang hari ini karena kelaparan hari ini.
"Kami berharap bantuan datang hari ini, karena kelaparan membunuh kami setiap hari. Mesir mengatakan akan mengirimkan bantuan, tetapi kami tidak tahu apakah Israel akan mengizinkannya masuk," imbuhnya.
Sementara itu, truk-truk bantuan Mesir telah mulai menyeberang ke Gaza melalui perlintasan perbatasan Rafah, sebagaimana disaksikan oleh wartawan AFP.
Simak juga Video: Trump Sebut Hamas Ogah Setujui Kesepakatan Gencatan Senjata
(yld/idn)