Kasus kelaparan akut di Gaza, Palestina, terus meningkat. Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menerima 'pesan-pesan putus asa tentang kelaparan' dari staf mereka di Gaza.
Dilansir AFP, Senin (21/7), populasi Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta orang menghadapi kekurangan makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Para dokter, badan pertahanan sipil, dan badan amal medis Doctors Without Borders (MSF) melaporkan lonjakan kasus malnutrisi dalam beberapa hari terakhir.
Dalam sebuah unggahan di X, UNRWA mengatakan bahwa kondisi serba kekurangan di wilayah Palestina telah menyebabkan harga pangan naik 40 kali lipat. Sementara bantuan yang disimpan di gudang-gudang di luar Gaza hanya dapat memberi makan "seluruh penduduk selama lebih dari tiga bulan".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penderitaan di Gaza adalah buatan manusia dan harus dihentikan," tulis UNWRA.
"Cabut pengepungan dan biarkan bantuan masuk dengan aman dan dalam skala besar," lanjutnya.
Setelah perundingan untuk memperpanjang gencatan senjata enam minggu yang gagal, Israel memberlakukan blokade penuh terhadap Gaza pada 2 Maret, tidak mengizinkan apa pun masuk hingga truk kembali diizinkan masuk sedikit demi sedikit pada akhir Mei.
Badan Pertahanan Sipil pada hari Minggu (20/7) melaporkan setidaknya tiga bayi tewas akibat "kelaparan parah dan malnutrisi" dalam seminggu terakhir. Delapan belas bayi dilaporkan meninggal karena kelaparan dalam 24 jam.
"Bayi di bawah usia satu tahun menderita kekurangan ASI, yang menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan dan penurunan kekebalan tubuh yang membuat mereka rentan terhadap penyakit," kata direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammed Abu Salmiya di Gaza.
Kampanye militer Israel di Gaza telah menewaskan 59.029 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.
Simak juga Video: Israel Serang Gereja di Gaza, Paus Leo Minta Kebiadaban Perang Diakhiri
(isa/haf)