Gedung Putih Jelaskan Masalah Pembuluh Darah Kronis yang Dialami Trump

Gedung Putih Jelaskan Masalah Pembuluh Darah Kronis yang Dialami Trump

Haris Fadhil - detikNews
Minggu, 20 Jul 2025 13:11 WIB
U.S. President Donald Trump speaks to the media as he departs the White House to attend the G7 summit in Canada, in Washington, D.C., U.S., June 15, 2025. REUTERS/Ken Cedeno
Donald Trump (Foto: REUTERS/Ken Cedeno)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump didiagnosis menderita insufisiensi vena kronis. Gedung Putih mengumumkan hal itu setelah Trump menjalani pemeriksaan komprehensif.

Dilansir CNN, Minggu (20/7/2025), Sekretaris Pers Karoline Leavitt mengatakan Trump yang berusia 79 tahun menjalani pemeriksaan komprehensif, termasuk studi vaskular diagnostik dengan Unit Medis Gedung Putih. Leavitt juga membacakan catatan dari dokter presiden, Kapten Sean Barbabella.

Hasil pemeriksaan Barbabella, yang kemudian dirilis oleh Gedung Putih, menyatakan bahwa 'USG Doppler vena ekstremitas bawah bilateral telah dilakukan dan menunjukkan insufisiensi vena kronis, suatu kondisi yang jinak dan umum, terutama pada individu di atas usia 70 tahun'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemeriksaan tersebut dilakukan setelah Trump merasakan sedikit pembengkakan di kaki bagian bawahnya selama beberapa minggu terakhir. Surat itu menjelaskan tidak ada masalah jantung, ginjal dan penyakit lain yang terdeteksi pada Trump.

"Yang penting, tidak ada bukti trombosis vena dalam (DVT) atau penyakit arteri dan hasil tes laboratorium Trump semuanya dalam batas normal," menurut surat tersebut.

ADVERTISEMENT

"Tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik yang teridentifikasi," tulis Barbabella.

Insufisiensi vena kronis adalah kondisi di mana katup di dalam pembuluh vena tertentu tidak berfungsi sebagaimana mestinya yang dapat menyebabkan darah mengumpul di dalam vena. Sekitar 150.000 orang didiagnosis dengan kondisi ini setiap tahun dan risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.

Gejalanya dapat berupa pembengkakan di tungkai bawah atau pergelangan kaki, nyeri atau kram di tungkai, varises, nyeri, atau perubahan kulit. Penanganannya dapat berupa obat-obatan atau, pada stadium lanjut, prosedur medis.

Leavitt kemudian menyebut Trump tidak mengalami 'rasa tidak nyaman'. Dia juga membahas memar yang muncul di punggung tangan presiden, yang viral beberapa waktu lalu. Dia mengaitkannya dengan 'seringnya Trump berjabat tangan' ditambah penggunaan aspirin.

"Hal ini sesuai dengan iritasi jaringan lunak ringan akibat seringnya berjabat tangan dan penggunaan aspirin, yang dikonsumsi sebagai bagian dari rejimen pencegahan kardiovaskular standar," demikian penjelasan Leavitt mengutip hasil pemeriksaan dari dokter.

Surat tersebut menyimpulkan bahwa 'Presiden Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik'. Trump akan menjadi presiden tertua di negara ini pada masa jabatan keduanya.

"Pada dasarnya ini bukan informasi yang mengkhawatirkan, dan tidak mengejutkan. Ini adalah bagian yang cukup normal dari penuaan, terutama bagi seseorang yang berada dalam kategori kelebihan berat badan hingga obesitas, yang selalu dialami oleh presiden. Namun, kekhawatiran yang lebih besar adalah gejala seperti ini perlu dievaluasi untuk kondisi yang lebih serius, dan itulah yang terjadi," ujar asisten profesor kedokteran darurat di Harvard Medical School, Jeremy Faust.

Insufisiensi vena kronis dapat berkaitan dengan kondisi seperti peningkatan tekanan dari jantung atau sleep apnea.

Simak Video: Donald Trump Alami Pembengkakan di Kaki dan Memar di Tangan

(haf/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads