Sedikitnya 10 orang tewas akibat tembakan yang dilepaskan tentara Israel di wilayah Jalur Gaza. Para korban tewas itu merupakan orang-orang yang sedang mencari bantuan kemanusiaan di tengah perang yang terus berkecamuk.
Perang yang berkecamuk sejak Oktober 2023 telah menciptakan kondisi kemanusiaan yang mengerikan bagi lebih dari dua juta penduduk Gaza, yang memicu kekurangan makanan dan kebutuhan pokok lainnya secara parah.
Salah satu direktur rumah sakit di Jalur Gaza bagian selatan memperingatkan akan adanya lonjakan pasien dengan malnutrisi akut.
Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/7/2025), mengatakan bahwa tembakan Israel telah menewaskan sedikitnya sembilan orang "di dekat pusat bantuan AS (Amerika Serikat) di area Al-Shakoush, sebelah barat laut kota Rafah di Gaza bagian selatan" pada Jumat (18/7).
Bassal juga melaporkan "satu orang tewas martir dan delapan orang terluka akibat tembakan Israel terhadap warga sipil yang berkumpul di dekat titik distribusi bantuan dekat koridor Netzarim, sebelah selatan Gaza City" pada Jumat (18/7).
Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan Israel mulai beroperasi pada akhir Mei lalu ketika Israel melonggarkan blokade bantuan total selama dua bulan yang telah memicu peringatan akan terjadi kelaparan.
Setelah berminggu-minggu suasana kacau dan hampir setiap hari ada laporan warga Palestina terbunuh saat menunggu untuk mengambil bantuan kemanusiaan, GHF akhirnya mengakui bahwa pada Rabu (16/7), sedikitnya 20 orang tewas dalam insiden desak-desakan di salah satu titik distribusi bantuan yang dikelolanya.
Simak juga Video: UNICEF Ungkap 28 Anak di Gaza Tewas Setiap Hari Selama 2 Tahun
(nvc/idh)