Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Israel menggunakan kelompok minoritas Druze, yang terlibat bentrokan dengan pasukan keamanan Suriah, sebagai dalih untuk memperluas ekspansi ke Suriah, negara tetangganya yang dilanda perang.
"Israel, dengan menggunakan Druze sebagai dalih, telah memperluas aksi banditnya ke negara tetangga Suriah selama dua hari terakhir," ujar Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi Turki setelah rapat kabinet mingguan, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (18/7/2025).
"Saya ingin menyatakan hal ini sekali lagi, dengan jelas dan lugas: Israel adalah negara teroris yang tidak memiliki hukum, tidak patuh, tidak berprinsip, manja, dan tamak," tegasnya.
"Pada tahap ini, masalah terbesar di kawasan kita adalah agresi Israel ... Jika monster itu tidak segera dihentikan, mereka tidak akan ragu untuk mengobarkan api di kawasan kita terlebih dahulu, kemudian di dunia," ucap Erdogan dalam pernyataannya.
Lebih lanjut, Erdogan menegaskan Turki tidak akan membiarkan Suriah terpecah-belah atau melihat struktur multikultural dan integritas teritorialnya dirusak.
Provinsi Sweida, yang merupakan pusat komunitas Druze di Suriah bagian selatan, dilanda bentrokan sektarian mematikan sejak Minggu (13/7) waktu setempat, dengan banyak korban tewas dalam bentrokan antara para petempur Druze dan anggota suku Bedouin, serta tentara Suriah dan sekutunya.
Israel menggempur pasukan pemerintah Suriah dengan rentetan serangan udara selama pengerahan singkat ke Provinsi Sweida.
Lihat Video 'Trump Geram Israel Serang Gereja di Gaza, Langsung Telepon Netanyahu':
(nvc/ita)