Otoritas Rusia menyerahkan jenazah 1.000 tentara kepada Ukraina pada hari Kamis (17/7), sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai dalam perundingan damai bulan lalu.
Dua putaran negosiasi di Istanbul, Turki antara Moskow dan Kyiv gagal menghasilkan kemajuan menuju gencatan senjata. Namun, kesepakatan itu menghasilkan pertukaran tahanan skala besar dan kesepakatan untuk mengembalikan jenazah tentara yang tewas.
"Menyusul kesepakatan yang dicapai di Istanbul, 1.000 jenazah tentara Ukraina lainnya diserahkan kepada Ukraina hari ini," tulis negosiator Rusia dan pejabat Kremlin, Vladimir Medinsky, di Telegram, dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (17/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Diancam Trump, Rusia Kembali Serang Ukraina |
Sementara Ukraina menyerahkan 19 tentara Rusia yang tewas, tambahnya.
Medinsky mengunggah foto-foto yang memperlihatkan orang-orang berpakaian medis putih mengangkat kantong jenazah putih dari belakang truk berpendingin.
Pertukaran tentara yang ditangkap dan pemulangan jenazah telah terjadi secara berkala selama konflik Rusia-Ukraina. Pertukaran ini merupakan satu-satunya diplomasi yang berhasil antara kedua belah pihak.
Meskipun mendapat tekanan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Rusia telah menolak seruan gencatan senjata dan kedua belah pihak tampaknya masih belum mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Dalam perundingan bulan lalu, Rusia menguraikan daftar tuntutan garis keras, termasuk agar Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah dan menolak segala bentuk dukungan militer Barat.
Kyiv menganggap tuntutan tersebut tidak dapat diterima dan mempertanyakan pentingnya negosiasi lebih lanjut, jika Moskow tidak bersedia memberikan konsesi.
Simak juga video: Zelensky Ungkap 31 Ribu Tentara Ukraina Tewas dalam Perang Lawan Rusia