Setelan Kalem Putin Meski Diancam Tarif Trump

Setelan Kalem Putin Meski Diancam Tarif Trump

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 16 Jul 2025 20:18 WIB
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan memberikan sanksi lebih berat termasuk ancaman tarif 100 persen, jika Moskow gagal mencapai kesepakatan damai untuk mengakhiri perang Ukraina. Ternyata, ancaman itu tak berpengaruh terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Putin berniat untuk terus berperang di Ukraina. Sementara, Trump diketahui memberi batas waktu 50 hari terkait kesepakatan damai itu.

Dilansir Reuters, Rabu (16/7/2025), niat Putin untuk berperang di Ukraina sampai Barat memenuhi persyaratan perdamaian yang dituntut Rusia. Sikap Putin tersebut diungkapkan oleh tiga sumber yang dekat dengan Kremlin yang dikutip oleh Reuters dalam laporannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga sumber itu mengungkapkan, Putin menyakini bahwa perekonomian dan militer Rusia cukup kuat untuk menghadapi tindakan tambahan dari Barat.

Trump, pada Senin (14/7), menyatakan rasa frustrasi dengan penolakan Putin untuk menyetujui gencatan senjata dan mengumumkan gelombang pasokan senjata ke Ukraina, termasuk sistem rudal darat-ke-udara Patriot.

Putin Tak Akan Hentikan Perang

AS: Putin dorong kampanye pengaruh untuk mendukung Trump selama Pilpres AS 2020 Putin dan Trump pada 2020. (BBC World)
Putin disebut tidak akan menghentikan perang di bawah tekanan Barat. Setelan santai putin itu diungkap tiga sumber Rusia itu, yang memahami pemikiran tingkat tinggi Kremlin.

Disebutkan juga bahwa Putin meyakini Rusia dapat bertahan menghadapi kesulitan ekonomi lebih lanjut, termasuk ancaman tarif AS menargetkan pembeli minyak Moskow.

Selama perang berkecamuk di Rusia tiga tahun terakhir, Rusia diketahui berhasil menghadapi sanksi-sanksi terberat yang dijatuhkan negara-negara Barat.

"Putin meyakini tidak ada yang serius membahas detail perdamaian di Ukraina dengan dirinya -- termasuk Amerika -- jadi dia akan terus melanjutkannya sampai mendapatkan apa yang diinginkannya," kata salah satu sumber yang dikutip Reuters tersebut.

Meskipun sudah beberapa kali melakukan percakapan telepon dengan Trump, dan adanya kunjungan Utusan Khusus AS Steve Witkoff ke Moskow beberapa waktu lalu, menurut ketiga sumber itu, Putin meyakini belum ada diskusi terperinci tentang dasar rencana perdamaian.

Persyaratan perdamaian yang diajukan Putin mencakup janji mengikat secara hukum bahwa aliansi NATO tidak akan melakukan ekspansi ke timur Eropa, netralitas Ukraina serta pembatasan Angkatan Bersenjatanya, perlindungan bagi orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina, dan penerimaan atas perolehan teritorial Rusia.

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan negaranya tidak akan pernah mengakui kedaulatan Rusia atas wilayah-wilayah yang kini diduduki pasukan Moskow. Zelensky juga menegaskan Kyiv tetap memiliki hak kedaulatan untuk memutuskan apakah akan bergabung NATO atau tidak.

Lebih lanjut, salah satu sumber yang mengetahui pemikiran Kremlin menegaskan bahwa Putin menganggap tujuan Rusia jauh lebih penting daripada potensi kerugian ekonomi akibat tekanan Barat, dan sang pemimpin Rusia itu tidak khawatir dengan ancaman AS untuk mengenakan tarif kepada China dan India karena membeli minyak Rusia.

Halaman 2 dari 2
(dek/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads