Dianggap Melunak pada AS, Presiden Iran Dikecam!

Dianggap Melunak pada AS, Presiden Iran Dikecam!

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 08 Jul 2025 17:54 WIB
Iranian President Masoud Pezeshkian speaks during a plenary session in the outreach/BRICS Plus format at the BRICS summit in Kazan, Russia October 24, 2024. (File photo: Reuters)
Presiden Iran Masoud Pezeshkian (dok. Reuters)
Teheran -

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menuai kecaman setelah menyatakan dukungan untuk perundingan baru dengan Amerika Serikat (AS), yang terhenti akibat perang melawan Israel. Para pengkritik menuduh Pezeshkian "terlalu lunak" terhadap Washington setelah pengeboman fasilitas nuklir Teheran bulan lalu.

Kecaman itu, seperti dilansir AFP, Selasa (8/7/2025), muncul setelah wawancara Pezeshkian dengan tokoh media AS Tucker Carlson, di mana sang Presiden Iran mengatakan "tidak ada masalah" untuk melanjutkan kembali perundingan dengan AS selama rasa saling percaya dapat dibangun lagi antara kedua negara.

Pernyataan Pezeshkian itu disampaikan kurang dari sebulan setelah Israel melancarkan operasi pengeboman pada 13 Juni lalu, yang menewaskan sejumlah komandan militer senior dan para ilmuwan nuklir di Iran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas Iran, dalam pengumuman terbaru, menyebut sedikitnya 1.060 orang tewas akibat serangan Israel selama perang.

Serangan Tel Aviv dilancarkan dua hari sebelum Teheran dan Washington dijadwalkan bertemu untuk putaran terbaru perundingan nuklir antara. Serangan tersebut menghambat negosiasi yang bertujuan mencapai kesepakatan atas program nuklir Iran, dengan perundingan terhenti sejak saat itu.

ADVERTISEMENT

"Apakah Anda lupa bahwa orang-orang Amerika yang sama ini, bersama dengan para Zionis, menggunakan perundingan untuk mengulur waktu dan mempersiapkan serangan?" demikian bunyi editorial surat kabar garis keras Iran, Kayhan, yang sejak lama menentang keterlibatan dengan Barat.

Perang antara Iran dan Israel itu juga menyeret AS, yang melancarkan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tiga fasilitas nuklir Teheran, yakni Fordow, Isfahan, dan Natanz. Pertempuran udara sengit itu diakhiri dengan gencatan senjata yang berlangsung sejak 24 Juni lalu.

Simak Video: Trump Mau Cabut Sanksi AS ke Iran, Ini Syaratnya

Surat kabar konservatif Iran, Javan, juga mengkritik Pezeshkian, dengan menyebut pernyataannya tampak "sedikit terlalu lunak".

"Kami mempercayai makna sebenarnya dari percakapan dengan presenter Amerika tersampaikan ketika kata-kata tersebut mencerminkan kemarahan publik dan rasa tidak percaya total terhadap Amerika," sebut Javan dalam kritikannya.

Sedikit berbeda, surat kabar reformis Iran, Ham Mihan, justru memuji apa yang disebutnya sebagai "pendekatan positif" oleh Pezeshkian.

"Wawancara ini seharusnya dilakukan sejak lama," tulis Ham Mihan dalam artikelnya. "Para pejabat Iran sangat disayangkan telah lama absen dari lanskap media internasional dan Amerika," sebutnya.

Dalam wawancara dengan Carlson, Pezeshkian mengatakan Iran "tidak ada masalah" untuk memulai kembali perundingan nuklir dengan AS, asalkan rasa saling percaya dibangun kembali.

"Kami tidak melihat masalah dalam memulai kembali perundingan. Ada persyaratan ... untuk memulai kembali perundingan. Bagaimana kami akan mempercayai Amerika Serikat lagi? Kami telah memulai kembali perundingan, lalu bagaimana kami bisa mengetahui secara pasti bahwa di tengah perundingan, rezim Israel tidak akan diberi izin lagi untuk menyerang kami?" ucapnya.

Simak Video: Trump Mau Cabut Sanksi AS ke Iran, Ini Syaratnya

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads