Trump Sebut Putin Ingin Terus Membunuh, Isyaratkan Perketat Sanksi Rusia

Trump Sebut Putin Ingin Terus Membunuh, Isyaratkan Perketat Sanksi Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 05 Jul 2025 16:37 WIB
U.S. President Donald Trump and Russias President Vladimir Putin arrive for their meeting in Helsinki, Finland, July 16, 2018. REUTERS/Kevin Lamarque
Trump dan Putin saat bertemu di Finlandia tahun 2018 lalu (dok. REUTERS/Kevin Lamarque)
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya "sangat tidak senang" dengan percakapan telepon terbarunya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas perang Ukraina. Trump menyebut sang pemimpin Rusia itu hanya ingin "terus membunuh orang".

Trump, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025), juga mengisyaratkan Washington akan memperketat sanksi-sanksi untuk Moskow.

"Ini situasi yang sangat sulit. Saya mengatakan kepada Anda bahwa saya sangat tidak senang dengan percakapan telepon saya dengan Presiden Putin. Dia ingin bertindak lebih jauh, terus membunuh orang-orang, itu tidak baik," ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trump kemudian mengisyaratkan bahwa dirinya mungkin akhirnya siap untuk memperketat sanksi-sanksi terhadap Rusia, setelah menahan diri selama enam bulan terakhir saat dia berupaya keras membujuk Putin untuk mengakhiri perang.

"Kami berbicara banyak soal sanksi. Dia memahami bahwa sanksi itu mungkin akan terjadi," kata Trump.

ADVERTISEMENT

Dalam pernyataannya, Trump menambahkan bahwa dirinya juga melakukan percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (4/7), yang disebutnya sebagai "panggilan telepon yang sangat strategis".

Pembicaraan via telepon antara Trump dan Zelensky ini dilakukan saat kekhawatiran meningkat di Ukraina tentang pengiriman bantuan militer AS.

Simak juga Video 'Trump Lagi-lagi Ngaku Kecewa ke Putin: Dia Tak Mau Hentikan Perang':

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Zelensky sebelumnya mengatakan bahwa dirinya dan Trump telah sepakat untuk bekerja guna "memperkuat" pertahanan udara Ukraina, menyusul serangan drone dan rudal terbesar Rusia dalam invasi militer yang berlangsung sejak Februari 2022 lalu.

Trump, dalam pernyataannya, mengatakan dirinya juga telah membahas pengiriman rudal pencegat Patriot ke Ukraina dalam percakapan telepon terpisah dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz pada Jumat (4/7), meskipun dia belum setuju untuk melakukannya.

Disebutkan oleh Trump bahwa Merz "merasa mereka harus dilindungi".

Simak juga Video 'Trump Lagi-lagi Ngaku Kecewa ke Putin: Dia Tak Mau Hentikan Perang':

Halaman 3 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads