Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon telah menghentikan beberapa pengiriman rudal pertahanan udara dan amunisi presisi lainnya ke Ukraina dikarenakan stoknya yang menipis. Ini termasuk puluhan rudal pencegat Patriot, lebih dari 100 rudal Hellfire dan puluhan rudal Stinger
Diberitakan Politico, seperti dilansir dari kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Rabu (2/7/2025), menurut dua sumber yang mengetahui keputusan penghentian tersebut, perlambatan pengiriman beberapa senjata yang dijanjikan ke Ukraina semasa pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden, telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (2/7/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Korut Buka Resor Pantai 'Kelas Dunia', Incar Turis Rusia
Korea Utara (Korut) membuka resor besar di wilayah pantai timur, yang diklaim oleh negara itu sebagai "resor budaya kelas dunia". Resor yang menjadi proyek pariwisata kesayangan pemimpin Korut Kim Jong Un ini, dilaporkan akan menyambut para turis dari Rusia pada bulan ini.
Otoritas Korut, seperti dilansir AFP, Rabu (2/7/2025), menyebut Kawasan Wisata Pantai Wonsan Kalma di Korut dapat menampung hampir 20.000 orang. Media Korea Selatan (Korsel) menjuluki resor baru Korut itu sebagai "Wakiki Korea Utara" -- yang merujuk pada nama pantai tersohor di Hawaii.
Pembukaan resor baru ini dilakukan setelah Kim Jong Un menunjukkan minat yang besar dalam mengembangkan industri pariwisata Korut selama tahun-tahun awal kekuasaannya, dengan menurut para analis, kawasan resor pantai menjadi fokus khusus negara terisolasi tersebut.
- Panas! Israel Bersumpah Akan Balas Serangan Rudal Houthi
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bersumpah akan membalas kelompok milisi Houthi di Yaman setelah militer Israel mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman menuju wilayah Israel.
"Nasib Yaman sama dengan Teheran," kata Katz dalam sebuah pernyataan, merujuk pada konflik 12 hari bulan lalu, di mana Israel menyerang fasilitas nuklir dan rudal Iran.
"Setelah menyerang kepala ular di Teheran, kami juga akan menyerang Houthi di Yaman. Siapa pun yang mengangkat tangan melawan Israel -- tangan itu akan dipotong," imbuh Katz, dilansir dari Reuters dan Al Arabiya, Rabu (2/7/2025).
- Iran Akui Serangan AS Picu Kerusakan Parah di Situs Nuklir Fordow
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi mengakui bahwa pengeboman yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Teheran, terutama di Fordow, telah memicu kerusakan parah.
Pengakuan itu, seperti dilansir Reuters dan Hindustan Times, Rabu (2/7/2025), disampaikan oleh Araghchi dalam wawancara dengan media terkemuka AS, CBS News, baru-baru ini. Menlu Iran itu juga mengatakan bahwa evaluasi lebih lanjut sedang dilakukan terhadap fasilitas nuklir Fordow.
"Tidak seorang pun mengetahui persis apa yang terjadi di Fordow. Meski begitu, yang kami ketahui sejauh ini adalah bahwa fasilitas tersebut mengalami kerusakan serius dan parah," kata Araghchi dalam wawancara dengan CBS News yang ditayangkan pada Selasa (1/7).
- Israel Bayar Rp 24 Juta ke Kontraktor yang Hancurkan Rumah Warga Gaza
Militer Israel dilaporkan menyewa para kontraktor swasta untuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Jalur Gaza selama perang berlangsung. Kontraktor swasta itu mendapatkan bayaran sebesar 5.000 Shekel, atau setara Rp 24 juta, untuk setiap rumah warga Gaza yang berhasil mereka hancurkan.
Hal tersebut, seperti dilansir Middle East Monitor, Rabu (2/7/2025), terungkap dalam laporan mengejutkan yang dirilis surat kabar Israel, Haaretz, dengan mengutip keterangan tentara Israel yang dikerahkan dalam operasi militer di Jalur Gaza.
Diungkapkan juga dalam laporan Haaretz bahwa pembunuhan warga sipil Palestina di Jalur Gaza, termasuk mereka yang mencari bantuan makanan, merupakan hal yang dapat diterima untuk mengamankan pembayaran tersebut.
- AS Setop Kirim Rudal-Amunisi ke Ukraina karena Stok Menipis
Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon telah menghentikan beberapa pengiriman rudal pertahanan udara dan amunisi presisi lainnya ke Ukraina dikarenakan stoknya yang menipis. Ini termasuk puluhan rudal pencegat Patriot, lebih dari 100 rudal Hellfire dan puluhan rudal Stinger
Diberitakan Politico, seperti dilansir dari kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Rabu (2/7/2025), menurut dua sumber yang mengetahui keputusan penghentian tersebut, perlambatan pengiriman beberapa senjata yang dijanjikan ke Ukraina semasa pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden, telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Kedua sumber itu menambahkan bahwa pencegat pertahanan udara untuk membantu menjatuhkan drone dan proyektil Rusia termasuk di antara senjata yang ditunda pengirimannya itu.