Perang antara Iran dan Israel meletus pada 13 Juni lalu ketika Tel Aviv melancarkan serangan udara besar-besaran menargetkan fasilitas nuklir dan militer Teheran, yang diklaim bertujuan mencegah musuh bebuyutannya itu mengembangkan senjata nuklir. Iran telah berulang kali membantah tuduhan semacam itu.
Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Iran, rentetan serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 627 orang dan melukai lebih dari 4.800 orang lainnya selama perang berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelombang serangan balasan Iran, menurut data otoritas Tel Aviv, dilaporkan menewaskan sedikitnya 28 orang di wilayah Israel.
Sementara itu, kepala blok Hizbullah dalam parlemen Lebanon, Mohammed Raad, mengatakan dalam sebuah pidato bahwa Iran merupakan "kekuatan pencegah regional, suka atau tidak".
Dia menyebut Teheran "telah membuktikan dengan keteguhannya" dan dengan melawan "musuh tirani yang berusaha memaksakan hegemoni di seluruh kawasan".
Iran telah mendukung Hizbullah sejak kelompok itu didirikan pada tahun 1980-an silam, dengan memberinya dukungan finansial dan militer. Hizbullah melemah dalam konfrontasi terakhirnya dengan Israel, yang menewaskan sebagian besar pucuk pimpinannya dan menghancurkan sebagian besar persenjataan mereka.
Lihat juga Video Trump: Perang Israel Vs Iran Bisa Meledak Lagi
(nvc/idh)