Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut pergantian rezim di Iran mungkin bisa menjadi akibat dari rentetan serangan militer Israel ke negara tersebut. Netanyahu menegaskan Israel akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghilangkan "ancaman eksistensial" yang ditimbulkan Iran.
Israel meluncurkan "Operation Rising Lion" dengan serangan mendadak pada Jumat (13/6) pagi yang memusnahkan eselon atas dalam komando militer Iran dan memicu kerusakan pada situs-situs nuklirnya. Ditegaskan oleh Tel Aviv bahwa serangannya akan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan.
Iran sendiri bersumpah untuk "membuka gerbang neraka" sebagai balasan atas rentetan serangan Israel.
Militer Israel, seperti dilansir Reuters, Senin (16/6/2025), telah mengatakan bahwa tujuan operasi militer mereka saat ini bukanlah pergantian rezim, namun pembongkaran program rudal balistik dan nuklir Iran.
Dalam wawancara dengan program "Special Report" dari media Amerika Serikat (AS), Fox News, pada Minggu (15/6), Netanyahu ditanya apakah pergantian rezim menjadi bagian dari operasi militer Israel terhadap Iran.
"Bisa jadi itu menjadi hasilnya karena rezim Iran sangat lemah," kata Netanyahu.
"Kami siap melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencapai tujuan ganda kami, untuk menyingkirkan ... dua ancaman eksistensial -- ancaman nuklir dan ancaman rudal balistik," ujar PM Israel tersebut dalam salah satu wawancara pertama sejak Tel Aviv menggempur Teheran.
"Kami memang bertindak -- untuk menyelamatkan diri kami sendiri, tetapi juga, menurut saya, untuk tidak hanya melindungi diri kami, tetapi juga melindungi dunia dari rezim penghasut ini. Kami tidak dapat membiarkan rezim paling berbahaya di dunia memiliki senjata paling berbahaya di dunia," ucap Netanyahu.
Simak juga Video: Presiden Iran Ancam Israel Beri Serangan Balasan Lebih Kejam
(nvc/ita)