Pemerintah Korea Utara (Korut) membela kerja sama militernya dengan Rusia, dengan mengatakan hubungan tersebut ditujukan untuk "memastikan perdamaian dan stabilitas" di Eropa dan Asia.
Kedua negara telah memperkuat kerja sama militer dalam beberapa tahun terakhir. Pyongyang juga memasok senjata dan pasukan untuk mendukung perang Moskow melawan Ukraina.
Sekitar 600 tentara Korea Utara telah tewas dan ribuan lainnya terluka saat bertempur untuk Rusia, menurut anggota parlemen Korea Selatan, Lee Seong-kweun, mengutip dinas intelijen negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sebuah kelompok pemantau sanksi multilateral yang mencakup Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, dan delapan negara lain, pada hari Jumat lalu, mengecam hubungan tersebut sebagai "melanggar hukum". Tim Pemantau Sanksi Multilateral tersebut, yang diluncurkan Oktober lalu tersebut, memantau dan melaporkan pelanggaran sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara, meskipun beroperasi secara independen dari PBB.
Sebagai tanggapan, Pyongyang mengatakan kerja samanya dengan Moskow "ditujukan untuk melindungi kedaulatan, integritas teritorial, dan kepentingan keamanan negara-negara serta memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan Eropa dan Asia".
Dilansir kantor berita AFP, Senin (2/6/2025), pernyataan dari seorang pejabat kementerian luar negeri Korut menyebut hubungan dengan Rusia sebagai "puncak hubungan antarnegara".
Disebutkannya bahwa Pyongyang dapat "membangun tatanan dunia multibenua berdasarkan rasa hormat yang tulus terhadap kedaulatan, kesetaraan, dan keadilan".
Simak juga Video: Rusia Rilis Rekaman Latihan Militer Bareng Korut
Pembentukan Tim Pemantau Sanksi Multilateral dilakukan menyusul veto Rusia terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB, yang secara efektif mengakhiri sistem yang berlaku untuk memantau kepatuhan Pyongyang terhadap sanksi-sanksi PBB yang pertama kali diterapkan pada tahun 2006, dan kemudian diperkuat beberapa kali.
Menurut kelompok tersebut, kapal-kapal kargo berbendera Rusia mengirimkan sebanyak "sembilan juta butir amunisi artileri campuran dan peluncur roket ganda" pada tahun 2024 dari Korea Utara ke Rusia.
Sebagai balasannya, "Rusia diyakini telah menyediakan peralatan pertahanan udara dan rudal antipesawat kepada Korea Utara", kata kelompok tersebut.
Pemerintah Korut pada bulan April lalu, mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengerahkan pasukan ke Rusia untuk mendukung perang Moskow di Ukraina.
Simak juga Video: Rusia Rilis Rekaman Latihan Militer Bareng Korut