Rusia Terus Gempur Ukraina, 2 Orang Tewas Termasuk Bocah 9 Tahun

Rusia Terus Gempur Ukraina, 2 Orang Tewas Termasuk Bocah 9 Tahun

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 31 Mei 2025 13:00 WIB
An explosion of a drone lights up the sky over the city during a Russian drone strike, amid Russias attack on Ukraine, in Kyiv, Ukraine May 24, 2025. REUTERS/Gleb Garanich     TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi kerusakan di Ukraina akibat serangan Rusia (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)
Jakarta -

Rusia terus menggempur Ukraina. Serangan udara Rusia di Ukraina selatan menewaskan seorang pria dan seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun dalam serangan terpisah.

Di wilayah Zaporizhzhia pada Jumat (30/5) malam waktu setempat, "Rusia menyerang daerah permukiman dengan bom udara berpemandu", menewaskan anak perempuan itu dan melukai seorang anak laki-laki berusia 16 tahun, kata Ivan Fedorov, kepala administrasi militer regional, di platform Telegram, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (31/5/2025).

Satu rumah hancur dan beberapa lainnya rusak akibat ledakan itu, tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam serangan terpisah di kota Kherson, seorang "pria berusia 66 tahun menderita luka fatal" akibat gempuran Rusia, tulis Oleksandr Prokudin, gubernur wilayah Kherson, di Telegram.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, puluhan ribu orang telah tewas, sebagian besar wilayah Ukraina timur dan selatan hancur, dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

ADVERTISEMENT

Satu orang terluka dalam serangan drone Rusia di kota Kharkiv, Ukraina, kata wali kotanya.

Di Rusia, serangan drone Ukraina melukai 10 orang di wilayah Kursk semalam, kata penjabat gubernur Alexander Khinshtein.

Upaya diplomatik untuk mengakhiri perang telah dipercepat dalam beberapa minggu terakhir, dengan kedua belah pihak bertemu awal bulan ini untuk putaran pertama pembicaraan langsung mereka dalam lebih dari tiga tahun.

Tonton juga "Rusia: Kami Tengah Rancang Memorandum Damai dengan Ukraina" di sini:

Namun, negosiasi di Istanbul, Turki itu hanya menghasilkan pertukaran tahanan dan janji untuk tetap berhubungan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Jumat (30/5), bahwa pemerintahnya tidak mengharapkan hasil dari pembicaraan lebih lanjut dengan Rusia kecuali Moskow memberikan persyaratan perdamaiannya terlebih dahulu. Dia menuduh Kremlin melakukan "segala hal" yang dapat dilakukannya untuk menyabotase pertemuan potensial.

"Harus ada gencatan senjata untuk terus bergerak menuju perdamaian. Kita perlu menghentikan pembunuhan orang," tambah Zelensky dalam sebuah pernyataan di Telegram.

Tonton juga "Rusia: Kami Tengah Rancang Memorandum Damai dengan Ukraina" di sini:

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads