Ancam Bunuh Trump karena Muak, Imigran di AS Ditangkap

Ancam Bunuh Trump karena Muak, Imigran di AS Ditangkap

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 30 Mei 2025 17:01 WIB
US President Donald Trump attends a breakfast with business leaders in Doha on May 15, 2025. (Photo by Brendan SMIALOWSKI / AFP)
Presiden AS Donald Trump (Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)
Jakarta -

Seorang imigran di Amerika Serikat yang tidak berdokumen, ditangkap setelah ia mengirim surat kepada pemerintah AS, yang mengatakan bahwa ia berencana untuk membunuh Presiden Donald Trump.

Pria itu, Ramon Morales-Reyes yang berusia 54 tahun, mengatakan dalam surat bertulisan tangan tersebut, bahwa ia akan "menembak kepala presiden Anda yang berharga" sebelum dirinya mendeportasi dirinya sendiri kembali ke negara asalnya, Meksiko.

Ia sekarang berada dalam tahanan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (Ice) di Wisconsin dengan proses deportasi yang tertunda, kata Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Morales-Reyes memiliki catatan kriminal termasuk beberapa penangkapan dan upaya untuk memasuki AS secara ilegal," kata DHS.

"Berkat petugas ICE kami, pendatang ilegal yang mengancam akan membunuh Presiden Trump ini berada di balik jeruji besi," kata Sekretaris DHS Kristi Noem dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENT

Pejabat keamanan dalam negeri mengatakan pihak berwenang menerima surat dari Morales-Reyes pada tanggal 21 Mei.

Mereka menyertakan salinan surat tersebut dalam siaran pers. Ditulis dengan tinta biru di atas kertas bergaris, surat tersebut berbunyi: "Kami muak dengan presiden ini yang mempermainkan kami orang-orang Meksiko."

Simak juga Video 'Trump Ingin Harvard Batasi Kuota Mahasiswa Asing Maksimal 15%':

"Anda telah mendeportasi keluarga saya dan saya pikir sudah saatnya Donald J. Trump menerima balasannya," cetusnya.

Baris terakhir surat tersebut berbunyi: "Saya akan menemuinya di salah satu acara publik besarnya."

Morales-Reyes ditangkap sehari setelah surat tersebut diterima. Menurut para pejabat, ia telah berupaya memasuki AS secara ilegal sembilan kali antara tahun 1998 dan 2005, dan telah ditangkap karena tindak pidana tabrak lari.

Setelah bersumpah untuk menggunakan militer AS untuk melakukan deportasi massal selama kampanye pemilihannya, pemerintahan Trump secara agresif mengejar para imigran tidak berdokumen.

Penyebutan Morales-Reyes tentang deportasi dirinya dalam suratnya, tampaknya merujuk pada pengumuman DHS tentang bonus sebesar US$1.000 dan perjalanan berbayar bagi orang-orang yang meninggalkan AS secara sukarela.

Simak juga Video 'Trump Ingin Harvard Batasi Kuota Mahasiswa Asing Maksimal 15%':

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads