Pada Minggu (25/5), Maduro yang mengambil alih kekuasaan setelah meninggalnya Hugo Chavez tahun 2013, memuji hasil pemilu sebagai "kemenangan perdamaian dan stabilitas" dan menyebut hal itu "membuktikan kekuatan Chavismo" -- gerakan politik populis sayap kiri yang dibentuk mendiang Chavez.
Namun banyak warga Venezuela mengatakan mereka kehilangan kepercayaan pada proses pemilu setelah pilpres tahun lalu, ketika dewan pemilu dengan cepat menyatakan Maduro sebagai pemenang untuk masa jabatan enam tahun periode ketiga, tanpa merilis hasilnya secara detail.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu, kubu oposisi merilis penghitungannya sendiri, dari masing-masing tempat pemungutan suara, yang menunjukkan kemenangan meyakinkan bagi kandidatnya, Edmundo Gonzalez Urrutia.
Machado mempublikasikan beberapa foto ke media sosial, yang menunjukkan sejumlah tempat pemungutan suara dalam keadaan sepi. Dia mengatakan oposisi telah menunjukkan pemilu itu sebagai "lelucon besar" dan menyerukan Angkatan Bersenjata untuk "bertindak" melawan Maduro.
Pihak militer Venezuela mengabaikan permintaan sebelumnya dari Machado.
Tonton juga "Presiden Venezuela Sebut Israel Lakukan Genosida di Lebanon" di sini:
(nvc/ita)