Partai yang dipimpin Presiden Venezuela Nicolas Maduro menang telak dalam pemilu parlemen dan pemilu daerah di negara tersebut. Pelaksanaan pemilu itu diboikot oleh oposisi pemerintah Venezuela sebagai protes atas kemenangan kontroversial Maduro dalam pilpres yang disengketakan tahun lalu.
Dewan Pemilu Venezuela (CNE), seperti dilansir AFP, Senin (26/5/2025), mengumumkan bahwa Partai Sosialis Bersatu Venezuela yang dipimpin Maduro memenangkan 23 kursi, dari total 24 kursi gubernur negara bagian, dan memperoleh 82,68 persen suara untuk anggota Majelis Nasional.
Hasil suara untuk pemilu daerah belum selesai dihitung. Pemungutan suara pada Minggu (25/5) waktu setempat itu digelar untuk memiliki 285 anggota Majelis Nasional dan 24 Gubernur negara bagian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, pemilu ini diboikot oleh oposisi pemerintahan Maduro. Kelompok oposisi utama, yang dipimpin tokoh populer Maria Corina Machado, mendesak para pemilih untuk menjauhi tempat pemungutan suara guna menghindari memberikan legitimasi terhadap apa yang disebutnya sebagai pemilu "lelucon".
Sejumlah jurnalis AFP yang mendatangi tempat pemungutan suara di beberapa kota di Venezuela melaporkan bahwa jumlah pemilih lebih rendah dibandingkan pilpres pada Juli 2024.
CNE memperkirakan jumlah pemilih kali ini mencapai di atas 42 persen, dari total 21 juta pemilih yang memenuhi syarat di Venezuela.
Pemilu parlemen tahun ini diwarnai aksi penangkapan massal dan penindakan keras terhadap setiap perbedaan pendapat yang muncul. Lebih dari 70 orang ditangkap atas tuduhan merencanakan aksi "menyabotase" pemilu.
Di antara mereka yang ditangkap adalah tokoh oposisi terkemuka, Juan Pablo Guanipa, yang ditahan atas tuduhan memimpin "jaringan teroris" di balik dugaan rencana sabotase.
Tonton juga "Presiden Venezuela Sebut Israel Lakukan Genosida di Lebanon" di sini:
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.