Inggris menghentikan sementara perundingan perdagangan bebas dengan Israel. Penghentian ini dikarenakan Inggris mengecam tindakan Israel yang melakukan penyerangan terus menerus kepada para warga di Tepi Barat.
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan serangan itu adalah "fase baru yang gelap dalam konflik ini". Dia bahkan menyerukan Israel untuk mengakhiri blokade bantuan dan mengecam komentar Menteri Keuangan Bezalel Smotrich tentang kemungkinan pembersihan dan penghancuran Gaza serta relokasi penduduknya ke negara ketiga.
"Itu ekstremisme, itu berbahaya, itu menjijikkan. Itu mengerikan, dan saya mengutuknya sekeras-kerasnya," kata Lammy seraya menambahkan operasi di Gaza "tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang mendasari hubungan bilateral kita".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini, saya mengumumkan bahwa kami telah menangguhkan negosiasi dengan pemerintah Israel mengenai perjanjian perdagangan bebas baru," kata Lammy dilansir Reuters, Rabu (21/5/2025).
Respons Israel
Israel mengatakan Inggris tidak memajukan perundingan perdagangan, yang dimulai secara resmi pada tahun 2022 di bawah pemerintahan Konservatif Inggris sebelumnya, untuk beberapa waktu.
"Mandat Inggris berakhir tepat 77 tahun yang lalu," kata juru bicara kementerian luar negerinya.
"Tekanan eksternal tidak akan mengalihkan Israel dari jalannya dalam mempertahankan keberadaan dan keamanannya dari musuh yang berusaha menghancurkannya," sambungnya.
Untuk diketahui, militer Israel mengumumkan dimulainya operasi baru yang lebih intens pada minggu lalu. Menurut petugas medis di Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 500 orang dalam delapan hari terakhir.
Israel juga telah memblokir masuknya pasokan medis, makanan, dan bahan bakar ke Gaza sejak awal Maret, yang mendorong para pakar internasional memperingatkan tentang kemungkinan bencana kelaparan, meskipun beberapa truk diizinkan masuk pada Senin (19/5).
Simak juga Video PM Inggris Kutuk Israel: Anak-Anak Tak Berdosa dibom Lagi