Trump: Banyak Orang Kelaparan di Gaza, Kami Akan Menanganinya

Trump: Banyak Orang Kelaparan di Gaza, Kami Akan Menanganinya

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 16 Mei 2025 18:32 WIB
WASHINGTON, DC - MAY 12: U.S. President Donald Trump departs the White House on May 12, 2025, in Washington, DC. President Trump is traveling to Saudi Arabia, the first stop on his four-day trip to the Middle East, the first diplomatic international trip of his second term.   Andrew Harnik/Getty Images/AFP (Photo by Andrew Harnik / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Presiden AS Donald Trump (dok. Getty Images via AFP/ANDREW HARNIK)
Abu Dhabi -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan "banyak orang kelaparan" di Jalur Gaza. Trump juga mengatakan bahwa AS memperhatikan Jalur Gaza dan akan menangani situasi di sana.

Komentar singkat Trump soal Gaza itu, seperti dilansir AFP, Jumat (16/5/2025), disampaikan saat dia mengakhiri rangkaian kunjungan kenegaraan ke kawasan Timur Tengah. Komentar ini disampaikan saat situasi Gaza semakin mengkhawatirkan setelah gencatan senjata kolaps dan Israel memblokade bantuan kemanusiaan.

Badan-badan bantuan kemanusiaan memperingatkan bahwa blokade itu memicu kekurangan pangan yang kritis di Jalur Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sedang melihat Gaza. Dan kami akan menanganinya. Banyak orang kelaparan," kata Trump kepada wartawan saat berkunjung ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Jumat (16/5).

Israel memutuskan aliran bantuan kemanusiaan Gaza sejak 2 Maret lalu, sebuah taktik yang menurut Tel Aviv, dimaksudkan untuk memaksa kelompok Hamas memberikan konsesi, dengan puluhan warga Israel masih ditahan kelompok militan itu di Jalur Gaza.

ADVERTISEMENT

Namun kelompok Hamas, pada Kamis (15/5), justru bersikeras mengatakan bahwa pemulihan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza menjadi "persyaratan minimum" untuk perundingan.

Hamas juga menegaskan bahwa Jalur Gaza tidak "untuk dijual" beberapa jam setelah Trump, saat berkunjung ke Qatar, kembali mengusulkan agar AS mengambil alih wilayah itu dan mengubahnya menjadi "zona kebebasan".

Tonton juga "Trump: Tak Akan Ada Kemajuan soal Ukraina Sampai Saya Bertemu Putin" di sini:

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dimulainya kembali operasi militer Israel pada 18 Maret lalu, beberapa pekan setelah blokade bantuan kemanusiaan diberlakukan, telah mengakhiri gencatan senjata yang menghentikan sebagian besar pertempuran di Jalur Gaza sejak pertengahan Januari lalu.

Selama berminggu-minggu, badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa pasokan apa pun, mulai dari makanan, air bersih, bahan bakar dan obat-obatan, telah mencapai titik terendah terbaru.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan rumah sakit terakhir di Jalur Gaza yang menyediakan perawatan kanker dan jantung telah berhenti beroperasi, setelah serangan Israel pada Selasa (13/5) yang menyebabkan rumah sakit itu "rusak parah dan tidak dapat diakses".

Pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina, Francesca Albanese, menuduh Israel "membunuh apa yang tersisa dari kemanusiaan".

PBB memperkirakan sekitar 70 persen wilayah Jalur Gaza saat ini dinyatakan sebagai zona terlarang oleh Israel, atau berada di bawah perintah evakuasi.

Data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikelola Hamas, menyebutkan total 53.010 orang tewas akibat rentetan serangan Israel sejak Oktober 2023. Sekitar 2,876 orang di antaranya tewas sejak Tel Aviv melanjutkan serangan militernya kembali pada pertengahan Maret.

Simak juga video "Trump: Tak Akan Ada Kemajuan soal Ukraina Sampai Saya Bertemu Putin" di sini:

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads