Presiden Ekuador Daniel Noboa mengatakan bahwa dirinya telah meminta bantuan dari Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) untuk memerangi kartel narkoba yang meneror negara Amerika Selatan tersebut.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (9/5/2025), dalam wawancara eksklusif dengan AFP di Paris, Prancis, Noboa mengatakan Israel dan UEA telah sepakat untuk memberikan informasi intelijen "untuk membantu" memerangi para penyelundup kokain.
Ekuador yang dulunya damai, mencatat rata-rata satu kasus pembunuhan setiap jam pada awal tahun ini, seiring kartel-kartel tersebut mencoba untuk menguasai rute kokain yang melewati pelabuhan-pelabuhan negara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama kampanye presiden, Noboa menyarankan pasukan khusus AS harus dikerahkan ke Ekuador untuk mengatasi kekerasan tersebut, dan mengusulkan reformasi hukum untuk memungkinkan pangkalan-pangkalan AS dibuka kembali.
Selama seminggu terakhir, ia melakukan perjalanan ke Italia, Spanyol, Inggris, dan Prancis -- beberapa negara Eropa yang mengalami peningkatan konsumsi kokain -- untuk mengembangkan aliansi keamanan lebih lanjut, serta Israel dan Uni Emirat Arab.
Noboa mengatakan bahwa dirinya telah berbicara kepada para pemimpin Israel dan Emirat tentang "kerja sama keamanan di pelabuhan dan perbatasan... karena kekerasan terjadi di sana, di daerah-daerah atau di rute menuju pelabuhan."
Namun, Noboa mengakui "sejauh ini tidak banyak yang berminat" dari kekuatan-kekuatan asing untuk membangun pangkalan militer di negara tersebut.
Pada bulan Maret, ia mengumumkan aliansi keamanan dengan Erik Prince, pendiri perusahaan keamanan kontroversial Amerika Serikat, Blackwater, yang karyawannya telah membunuh dan melukai puluhan warga sipil di Irak.
Ketika ditanya tentang pakta tersebut, Noboa mengatakan bahwa Prince hanya bertindak dalam kapasitas "konsultasi".
Baca juga: Gempa M 6,3 Guncang Ekuador |
Simak juga Video '10 Wilayah RI Rawan Jadi Jalur Penyelundupan Narkoba Internasional':
(ita/ita)