Kompak, Xi Jinping-Putin Bersatu Melawan Pengaruh AS

Kompak, Xi Jinping-Putin Bersatu Melawan Pengaruh AS

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 09 Mei 2025 14:03 WIB
Russian President Vladimir Putin shakes hands with his Chinese counterpart Xi Jinping during a welcoming ceremony before their talks at the Kremlin in Moscow, Russia, May 8, 2025. (Reuters)
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu di Kremlin, Moskow, pada Kamis (8/5) (Reuters)
Moskow -

Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa kedua negara harus menjadi "sahabat baja" dalam melawan pengaruh Amerika Serikat (AS). Kedua pemimpin berjanji untuk meningkatkan kerja sama ke level yang baru dan "secara tegas" melawan pengaruh AS.

Dalam pembicaraan di Kremlin, seperti dilansir Reuters, Jumat (9/5/2025), Xi dan Putin menampilkan diri mereka sebagai pembela tatanan dunia baru yang tidak lagi didominasi oleh AS.

Xi dan Putin, dalam pernyataan bersama yang dirilis usai pertemuan di Moskow, ibu kota Rusia pada Kamis (8/5), mengatakan akan memperdalam hubungan di semua bidang, termasuk hubungan militer, dan "memperkuat koordinasi untuk secara tegas melawan tindakan Washington yang melakukan 'dual containment' terhadap Rusia dan China".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua negara menyebut konflik Ukraina hanya bisa diselesaikan dengan menghilangkan "akar penyebabnya" -- istilah yang sering digunakan Rusia saat berargumen soal pihaknya terpaksa berperang untuk mencegah prospek Ukraina bergabung aliansi NATO.

Kyiv dan sekutu Baratnya mengatakan bahwa hal itu merupakan dalih yang keliru untuk apa yang mereka sebut sebagai invasi bergaya kekaisaran.

ADVERTISEMENT

Pernyataan bersama antara Xi dan Putin itu juga menyebut bahwa Rusia dan China bertekad memainkan peran aktif dalam menyelesaikan masalah seputar program nuklir Iran.

Kunjungan Xi ke Moskow untuk menghadiri peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II, dan pernyataan bersama dengan Putin, memberikan dorongan penting kepada pemimpin Rusia itu ketika negaranya mendapatkan tekanan dari AS untuk mengakhiri perang.

Rusia mengatakan ingin memperbaiki hubungan dengan AS, yang merosot ke level terendah pasca-Perang Dingin karena perang Ukraina, dan melihat potensi kesepakatan bisnis menguntungkan. Namun perundingan yang berlangsung gagal menghasilkan gencatan senjata dan Presiden Donald Trump mengancam akan meninggalkan perundingan tanpa ada kemajuan yang jelas.

Simak juga Video 'China: Belum Ada Negosiasi Apapun dengan AS soal Tarif':

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Xi, yang negaranya saat ini terlibat perang tarif yang dikobarkan Trump, kemudian mengatakan bahwa China dan Rusia harus memperkuat fondasi kerja sama dan "menghilangkan campur tangan eksternal".

Kedua negara, kata Xi kepada Putin, harus "menjadi sahabat sejati bermental baja yang telah melalui ratusan ujian berat".

Dalam pernyataan yang merujuk pada AS, Xi mengatakan Rusia dan China akan bekerja sama untuk menangkal "unilateralisme dan intimidasi".

Xi dan Putin sudah puluhan kali bertemu, dan pada Februari 2022 lalu -- atau kurang dari tiga pekan sebelum Rusia menginvasi Ukraina, telah menandatangani kemitraan strategis "tanpa batas". Beijing merupakan mitra dagang terbesar Moskow dan menjadi jalur penyelamat ekonomi yang membantu negara itu mengatasi sanksi Barat.

Simak juga Video 'China: Belum Ada Negosiasi Apapun dengan AS soal Tarif':

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads