Mantan Perdana Menteri (PM) Korea Selatan (Korsel) Han Duck Soo mengumumkan pencalonan dirinya sebagai presiden pada Jumat (2/5) waktu setempat. Han bergabung dalam pemilu dini yang dipicu oleh pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol terkait penetapan darurat militer.
Pemilu Korsel yang dijadwalkan pada 3 Juni mendatang, akan menentukan siapa pengganti Yoon yang dimakzulkan dan diberhentikan dari jabatannya karena menetapkan pemberlakuan darurat militer singkat pada 3 Desember lalu yang menjerumuskan Korsel ke dalam kekacauan politik berkepanjangan.
Ketidakstabilan politik di negara tersebut semakin meningkat pada Kamis (1/5) waktu setempat, setelah pengadilan memerintahkan persidangan ulang terhadap kandidat capres terkemuka atas dugaan pelanggaran hukum pemilu, dan ketika dua tokoh penting pemerintahan, termasuk Han, mengundurkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Han, seperti dilansir AFP, Jumat (2/5/2025), telah mengisyaratkan kemungkinan dirinya maju capres ketika dia mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Presiden dan PM Korsel pada Kamis (1/5), yang menunjukkan dirinya bersedia "mengambil tanggung jawab yang lebih besar".
"Demi masa depan Republik Korea, negara yang sangat saya cintai, dan untuk kita semua, saya telah memutuskan untuk melakukan apa yang saya bisa," ucap Han dalam pidatonya yang disiarkan televisi Korsel pada Jumat (2/5).
"Saya akan berusaha sekuat tenaga agar dipilih oleh rakyat kita dalam pemilihan presiden ini," tegasnya.
Han saat masih menjabat PM Korsel mengambil alih jabatan Plt Presiden setelah Yoon dimakzulkan oleh parlemen pada Desember tahun lalu. Birokrat karier berusia 75 tahun itu diharapkan bekerja sama dengan Partai Kekuatan Rakyat yang menaungi Yoon, untuk meluncurkan kampanye konservatif terpadu melawan capres terdepan, Lee Jae Myung, dari Partai Demokrat Korea yang beraliran liberal.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.