Israel Tawarkan Gencatan Senjata Kedua, Hamas Tuntut Akhiri Perang

Israel Tawarkan Gencatan Senjata Kedua, Hamas Tuntut Akhiri Perang

Zunita Putri - detikNews
Selasa, 15 Apr 2025 08:05 WIB
Palestinians inspect the damage at the Dar Al-Arqam school, where displaced people shelter, after it was hit by an Israeli strike on Thursday, in Gaza City, April 4, 2025. REUTERS/Mahmoud Issa     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto Gaza hancur lebur: (REUTERS/Mahmoud Issa)
Jakarta -

Hamas mengatakan Israel menawarkan gencatan senjata selama 45 hari ke depan jika Hamas membebaskan setengah dari sandera yang tersisa di Gaza. Hamas pun memberi respons.

Dilansir AFP, Selasa (15/4/2025), seorang pejabat Hamas mengatakan kepada AFP bahwa Israel menuntut agar Hamas melucuti senjata untuk mengakhiri perang Gaza. Namun, kelompok militan Palestina menilai sikap Israel telah melewati 'garis merah'.

Mediator menyampaikan usulan Israel mencakup pembebasan setengah dari sandera pada minggu pertama perjanjian. Menurutnya, perpanjangan gencatan senjata setidaknya selama 45 hari, ada bantuan yang masuk di Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Usulan tersebut mencakup pelucutan senjata Hamas dan semua faksi bersenjata Palestina di Jalur Gaza sebagai syarat untuk mengakhiri perang secara permanen," kata pejabat itu.

Tawaran Ditinjau Hamas

Saat ini, para pemimpin Hamas sedang meninjau usulan gencatan senjata. Namun, mengenai syarat Hamas melepas senjata itu tidak bisa dinegoisasi.

ADVERTISEMENT

"Posisi Hamas dan faksi-faksi perlawanan adalah senjata perlawanan adalah garis merah dan tidak dapat dinegosiasikan," kata pejabat itu.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza semakin tidak terkendali karena tidak ada bantuan yang masuk ke wilayah tersebut selama berminggu-minggu dan kondisinya memburuk dengan cepat.

PBB mengatakan persediaan medis, bahan bakar, air, dan kebutuhan pokok lainnya sangat terbatas.

"Situasi kemanusiaan saat ini kemungkinan merupakan yang terburuk dalam 18 bulan sejak pecahnya permusuhan," kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Para pekerja bantuan terpaksa "melakukan pembatasan dan mengurangi pengiriman untuk memanfaatkan persediaan yang tersisa," kata OCHA.

Di Rumah Sakit Nasser di kota selatan Khan Yunis, seorang dokter, Ahmed al-Farah mengatakan tim medis bekerja tanpa henti meskipun "kekurangan dalam segala hal".

Simak juga Video: Israel Bakal Terus 'Tekan' Hamas Agar Sandera Dibebaskan

Selanjutnya

Hamas Ingin Israel Akhiri Perang

Pejabat senior Hamas Taher al-Nunu bicara kemungkinan Hamas bersedia membebaskan semua sandera. Tetapi, dengan jaminan Israel mengakhiri perang.

"Masalahnya bukan jumlah tawanan," kata Nunu.

"Melainkan pendudukan (Israel) mengingkari komitmennya, menghalangi pelaksanaan perjanjian gencatan senjata dan melanjutkan perang," sambungnya.

Nunu juga telah bicara dengan mediator Mesir dan Qatar, ia menegaskan Hamas tidak akan menyerahkan senjatanya.

Situs berita Israel Ynet melaporkan bahwa berdasarkan proposal gencatan senjata baru, Hamas akan membebaskan 10 sandera hidup dengan imbalan jaminan AS bahwa Israel akan memasuki negosiasi untuk fase kedua gencatan senjata.

Simak juga Video: Israel Bakal Terus 'Tekan' Hamas Agar Sandera Dibebaskan

Halaman 2 dari 2
(zap/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads