Pemerintahan Trump memberikan tekanan besar terhadap Panama untuk mengurangi pengaruh China pada terusan itu, yang dianggap AS sebagai ancaman terhadap keamanan nasional mereka.
"Saya ingin menjelaskan dengan sangat jelas. China tidak membangun terusan ini. China tidak mengoperasikan terusan ini. Dan China tidak akan menjadikan terusan ini sebagai senjata," ucap Hegseth.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicara bersama Presiden Panama Jose Raul Mulino, Hegseth mengatakan AS dan Panama bersama-sama akan "mengambil kembali Terusan Panama dari pengaruh China" dan tetap membukanya untuk semua negara, dengan menggunakan "kekuatan pencegahan dari pasukan tempur paling kuat, paling efektif, dan paling mematikan di dunia".
Hegseth mengklaim bahwa kendali China atas infrastruktur penting di area Terusan Panama memberikan kekuatan pada Beijing untuk melakukan aktivitas mata-mata di seluruh wilayah Panama, yang membuat Panama dan AS "kurang aman, kurang makmur, dan kurang berdaulat".
Kedutaan Besar China di Panama membantah tuduhan Hegseth soal Beijing mencampuri operasi terusan tersebut. "China tidak pernah mengambil bagian dalam pengelolaan atau pengoperasian Terusan Panama," tegas Kedutaan Besar China.
Beijing menyerukan Washington untuk menghentikan "pemerasan" dan "penjarahan" terhadap Panama dan negara-negara lainnya di kawasan tersebut. Kedutaan Besar China balik menuduh AS berupaya merusak kerja sama antara China dan Panama.
"China selalu menghormati kedaulatan Panama sehubungan dengan terusan tersebut," tegas kedutaan dalam pernyataannya.
Simak Video 'China Sebut Tak Akan Ada Pemenang di Perang Tarif Trump':
(nvc/ita)