Miliarder Palestina-Amerika Dituduh Fasilitasi Serangan Hamas 7 Oktober

Miliarder Palestina-Amerika Dituduh Fasilitasi Serangan Hamas 7 Oktober

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 09 Apr 2025 11:07 WIB
Bashar Masri, a prominent Palestinian-American businessman and founder of Rawabi, the first planned Palestinian city in the West Bank, poses during an interview with Reuters in Rawabi, October 5, 2020. (File photo: Reuters)
Bashar Masri, pengusaha Palestina-Amerika terkemuka (File photo: Reuters)
Washington DC -

Seorang pengusaha dan miliarder Palestina-Amerika terkemuka, Bashar Masri, digugat atas tuduhan memfasilitasi serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Gugatan diajukan oleh sejumlah keluarga Amerika Serikat (AS) yang anggota keluarganya menjadi korban serangan Hamas tersebut.

Gugatan hukum yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS untuk Washington DC itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (9/4/2025), menuduh Masri telah memberikan bantuan dengan membangun infrastruktur yang memungkinkan militan Hamas melancarkan serangan lintas perbatasan.

Gugatan hukum yang diajukan pada Senin (7/4) itu menjadi kasus pertama ketika seorang warga negara AS dituduh memberikan dukungan besar untuk serangan yang memicu memicu perang di Jalur Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pernyataan yang mengumumkan gugatan hukum itu, sejumlah properti yang dimiliki, dikembangkan, dan dikendalikan oleh Masri, termasuk dua hotel mewah dan zona industri terkemuka di Jalur Gaza -- Kawasan Industri Gaza atau GIE -- "menyembunyikan terowongan di bawahnya, dan memiliki pintu masuk terowongan yang dapat diakses dari dalam properti, yang digunakan Hamas sebelum, pada saat, dan setelah 7 Oktober".

"Tergugat memfasilitasi pembangunan dan penyembunyian terowongan tersebut, dan bahkan membantu instalasi panel surya di atas tanah yang kemudian mereka gunakan untuk memasok listrik ke terowongan tersebut bagi Hamas," klaim dokumen gugatan hukum tersebut.

ADVERTISEMENT

Serangan mengejutkan Hamas pada Oktober 2023 menewaskan sedikitnya 1.200 warga Israel, termasuk lebih dari 40 orang yang juga berstatus warga negara AS. Serangan itu memicu pembalasan Israel terhadap Jalur Gaza dengan rentetan gempuran Tel Aviv telah menewaskan lebih dari 50.000 orang.

Gugatan hukum yang menargetkan Masri dan perusahaan-perusahaannya itu, diajukan atas nama hampir 200 penggugat Amerika, termasuk para penyintas dan keluarga korban serangan Hamas.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lee Wolosky, pengacara dari firma hukum Willkie & Gallagher LLP, yang mewakili para penggugat, menyebut GIE awalnya didirikan dengan bantuan dana pembayar pajak AS melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Dikatakan juga bahwa "sebagai akibat dari penipuan oleh para tergugat", jaringan terowongan Hamas dibangun dengan bantuan proyek infrastruktur dan energi yang dibiayai oleh lembaga-lembaga internasional, termasuk Korporasi Keuangan Internasional pada Bank Dunia.

Kantor Miliarder Palestina-Amerika Bantah Tuduhan

Kantor Masri menyebut tuduhan semacam itu tidak benar dan "tidak berdasar". Ditegaskan kantor Masri bahwa sang pengusaha terlibat dalam pembangunan dan pekerjaan kemanusiaan selama beberapa dekade terakhir dan "dengan tegas menentang kekerasan dalam bentuk apa pun".

"Baik dirinya maupun entitas tersebut tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang melanggar hukum atau memberikan dukungan untuk kekerasan dan militansi," tegas kantor Masri dalam pernyataannya.

Lihat Video 'Israel Serang Markas Media Lokal Palestina, Tewaskan 1 Jurnalis':

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads