Puluhan ribu pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan di kota-kota besar Amerika Serikat untuk memprotes sejumlah kebijakan Presiden Donald Trump. Ini merupakan aksi demonstrasi terbesar sejak ia kembali ke Gedung Putih.
Dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/4/2025), para penentang kebijakan presiden dari Partai Republik itu -- mulai dari pemangkasan jumlah staf pemerintah hingga tarif perdagangan dan pengikisan kebebasan sipil -- berunjuk rasa di Washington, New York, Houston, Florida, Colorado, dan Los Angeles pada Sabtu (5/4) waktu setempat.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Minggu (6/4/2025):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Dua Anggota Parlemennya Ditahan Israel, Inggris Geram
Pemerintah Inggris geram atas penahanan dua anggota parlemen negara tersebut oleh otoritas Israel. Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan bahwa penahanan tersebut "tidak dapat diterima".
Yuan Yang dan Abtisam Mohamed, dari Partai Buruh yang berkuasa, terbang dari London, Inggris ke Israel pada Sabtu (5/4) waktu setempat, tetapi dilarang untuk memasuki negara itu dan dideportasi, media Inggris melaporkan.
"Tidak dapat diterima, kontraproduktif, dan sangat memprihatinkan bahwa dua anggota parlemen Inggris dalam delegasi parlemen ke Israel telah ditahan dan ditolak masuk oleh otoritas Israel," kata Lammy dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/4/2025).
- Memanas, Rudal Balistik Rusia Hantam Ibu Kota Ukraina
Serangan rudal balistik Rusia di Kyiv, ibu kota Ukraina telah menghancurkan sebagian gedung yang menampung kantor-kantor saluran penyiaran pemerintah yang menyiarkan dalam bahasa asing.
Rusia dilaporkan melancarkan serangan rudal dan drone besar-besaran di Ukraina pada Minggu (6/4), menghantam beberapa target dan menewaskan sedikitnya dua orang.
- Paus Fransiskus Tampil Mengejutkan di Tengah Kerumunan di Vatikan
Paus Fransiskus yang sedang dalam pemulihan setelah menderita pneumonia serius, secara mengejutkan tampil di depan publik pada hari Minggu (6/4), saat ia berbaur dengan kerumunan orang di Vatikan. Ini terjadi hanya dua minggu setelah ia meninggalkan rumah sakit usai dirawat intensif.
"Selamat hari Minggu untuk semuanya. Terima kasih banyak", kata Paus berusia 88 tahun itu saat ia didorong dengan kursi rodanya melewati Saint Peter's Square setelah misa yang didedikasikan untuk orang sakit, seperti dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/4/2025).
Dikelilingi oleh banyak telepon pintar dan kamera, dan terpasang pada tabung pernapasan hidung, suara Paus terdengar pelan tetapi lebih terdengar daripada saat ia meninggalkan rumah sakit Gemelli pada tanggal 23 Maret lalu. Penampilan publik terakhirnya adalah pada tanggal 14 Februari silam.
- Iran Tolak Negosiasi Langsung dengan AS Soal Program Nuklir
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menolak negosiasi langsung dengan Amerika Serikat dan menyebutnya sebagai "tidak berarti". Hal ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia lebih suka pembicaraan langsung dengan republik Islam tersebut.
Bulan lalu, Trump meminta Teheran untuk mengadakan negosiasi mengenai program nuklirnya dengan Washington, tetapi mengancam akan mengebom Iran jika diplomasi gagal.
Pada hari Kamis lalu, presiden AS tersebut mengatakan ia lebih suka mengadakan "pembicaraan langsung" dengan Iran.
- Puluhan Ribu Warga AS Demo Memprotes Kebijakan Trump
Puluhan ribu pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan di kota-kota besar Amerika Serikat untuk memprotes sejumlah kebijakan Presiden Donald Trump. Ini merupakan aksi demonstrasi terbesar sejak ia kembali ke Gedung Putih.
Dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/4/2025), para penentang kebijakan presiden dari Partai Republik itu -- mulai dari pemangkasan jumlah staf pemerintah hingga tarif perdagangan dan pengikisan kebebasan sipil -- berunjuk rasa di Washington, New York, Houston, Florida, Colorado, dan Los Angeles pada Sabtu (5/4) waktu setempat.
"Saya sangat marah, saya sangat marah, sepanjang waktu, ya. Sekelompok pemerkosa kulit putih yang memiliki hak istimewa mengendalikan negara kita. Itu tidak bagus," kata seorang pelukis di New York, Shaina Kesner, yang bergabung dengan kerumunan demonstran yang berdemo di jantung kota Manhattan.