Korban Tewas Gempa M 7,7 di Myanmar Tembus 3.354 Orang, 220 Masih Hilang

Korban Tewas Gempa M 7,7 di Myanmar Tembus 3.354 Orang, 220 Masih Hilang

Haris Fadhil - detikNews
Sabtu, 05 Apr 2025 14:21 WIB
Rescue workers stand on the street next to a collapsed building in Mandalay on April 5, 2025, following the March 28 earthquake. The shallow 7.7-magnitude earthquake on March 28 flattened buildings across Myanmar, killing more than 3,000 people and making thousands more homeless. (Photo by Zaw Htun / AFP)
Kerusakan akibat gempa di Myanmar (Foto: AFP/ZAW HTUN)
Naypyidaw -

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi bermagnitudo (M) 7,7 di Myanmar terus meningkat. Media pemerintah Myanmar melaporkan korban tewas yang ditemukan telah lebih dari 3.300 orang.

Dilansir AFP, Sabtu (5/4/2025), gempa bumi pada 28 Maret tersebut telah meratakan bangunan dan menghancurkan infrastruktur di seluruh negeri. Kerusakan bangunan telah mengakibatkan 3.354 orang dan menyebabkan 4.508 orang terluka.

Selain itu, ada 220 orang lain yang masih hilang. Selain itu, banyak korban selamat yang belum punya tempat berlindung karena kondisi bangunan di Myanmar yang mengkhawatirkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa lebih dari 3 juta orang mungkin telah terkena dampak gempa berkekuatan M 7,7 tersebut. Kerusakan akibat gempa telah memperburuk kondisi Myanmar yang dilanda perang saudara selama 4 tahun.

Pejabat bantuan utama PBB, Tom Fletcher, telah bertemu dengan para korban di kota Mandalay yang terletak dekat dengan episentrum. Petugas dan masyarakat sekarang bergulat dengan kerusakan parah di seluruh kota.

ADVERTISEMENT

"Kehancurannya sangat mengejutkan. Dunia harus bersatu di belakang rakyat Myanmar," tulis Tom Fletcher dalam sebuah posting di X.

Jumlah korban baru diumumkan setelah kepala junta militer negara itu Min Aung Hlaing kembali dari perjalanan luar negeri yang jarang terjadi ke sebuah pertemuan puncak regional di Bangkok pada Jumat (4/4). Dia bertemu dengan para pemimpin negara lain dalam pertemuan itu, termasuk perdana menteri Thailand dan India.

Kehadiran sang jenderal di pertemuan puncak itu mengundang kontroversi, dengan para pengunjuk rasa di tempat tersebut memajang spanduk yang menyebutnya sebagai pembunuh dan kelompok anti-junta mengecam keterlibatannya. Angkatan bersenjata telah memerintah Myanmar sejak kudeta tahun 2021 usai mereka merebut kekuasaan dari pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi, yang memicu konflik multipihak yang belum terselesaikan.

Lihat juga Video: Korban Tewas Gempa Myanmar Bertambah, Tembus 2.886 Orang

(haf/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads