Pemerintah Jepang merilis rencana pada hari Kamis (27/3) untuk mengevakuasi sekitar 120.000 penduduk dan wisatawan dari pulau-pulau kecil selatannya dekat Taiwan dalam waktu enam hari, jika terjadi "keadaan darurat".
Rencana tersebut disusun karena "situasi keamanan di sekitar negara kita semakin parah" dan dengan mempertimbangkan "keadaan darurat", kata kantor manajemen krisis pemerintah Jepang, dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/3/2025).
Keadaan darurat seperti apa yang mungkin terjadi tidak disebutkan dalam rencana tersebut. Namun, rencana tersebut memperkirakan evakuasi sekitar 120.000 orang di lima pulau kecil Jepang yang dekat dengan Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan rencana tersebut, kapal militer, feri pribadi, dan pesawat terbang akan dimobilisasi untuk membantu mengangkut orang-orang keluar dari pulau-pulau kecil itu, termasuk ke Pulau Kyushu di ujung barat daya kepulauan Jepang.
Ini berarti lebih dari dua kali lipat kapasitas transportasi biasa, sehingga migrasi selesai dalam kurun waktu enam hari, demikian menurut rencana itu.
Diketahui bahwa pemerintah China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah meningkatkan tekanan militer dalam beberapa tahun terakhir, termasuk serangan udara hampir setiap hari. Pemerintah China tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan untuk membawa pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu di bawah kendalinya.
Sebelumnya, laporan tahunan Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada bulan Desember lalu, menyebutkan bahwa China "memperkuat" tekanan diplomatik, politik, dan militernya terhadap Taiwan pada tahun 2023.
Mengutip data dari Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, Pentagon juga melaporkan peningkatan jumlah pesawat China yang melintasi garis tengah Selat Taiwan pada tahun 2023.
Simak juga Video 'Penampakan Robot AI di Jepang untuk Rawat Lansia':