Kelompok Houthi mengatakan bahwa dua orang tewas dalam serangan udara pada Rabu (26/3) malam waktu setempat di dekat Sanaa, ibu kota Yaman. Kelompok pemberontak yang berbasis di Yaman tersebut mengklaim serangan udara itu dilakukan Amerika Serikat.
Saluran TV Al-Masirah milik Houthi melaporkan hampir 20 kali serangan udara di wilayah Sanaa, baik di utara maupun selatan ibu kota Yaman tersebut.
"Agresi Amerika menewaskan dua orang dan melukai dua orang lagi," kata juru bicara kementerian kesehatan yang dikelola Houthi, Anis al-Asbahi, di platform media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Masirah juga melaporkan adanya serangan udara pada Kamis dini hari di Saada, benteng pemberontak di utara, yang menurut media Houthi telah diserang 17 kali sehari sebelumnya.
Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap Houthi sejak 15 Maret. AS bersumpah untuk menggunakan kekuatan yang sangat besar sampai Houthi berhenti menembaki kapal-kapal di rute pelayaran utama Laut Merah dan Teluk Aden.
Houthi sejak itu melaporkan serangan udara AS yang sering terjadi di wilayah-wilayah yang berada di bawah kendali mereka.
Lihat Video 'AS Serang Kawasan Padat Penduduk di Sanaa Yaman, 9 Orang Terluka':
Meskipun Amerika Serikat tidak selalu melaporkan serangan-serangan ini, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada AFP pada hari Minggu lalu, bahwa pasukan Amerika "melakukan serangan di beberapa lokasi milik Houthi yang didukung Iran setiap hari dan malam di Yaman".
Sebagai responsnya, Houthi mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap kapal induk AS di lepas pantai Yaman, serta proyektil yang ditembakkan ke Israel.
Houthi mulai menargetkan kapal-kapal setelah dimulainya perang Gaza pada bulan Oktober 2023, dengan alasan solidaritas dengan Palestina. Mereka menghentikan kampanye mereka ketika gencatan senjata mulai berlaku di Gaza pada bulan Januari lalu..
Lihat Video 'AS Serang Kawasan Padat Penduduk di Sanaa Yaman, 9 Orang Terluka':